Densus 88 Kembali Tangkap Dua Teroris yang Ingin Gagalkan Pemilu
Dengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Dengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Densus 88 Kembali Tangkap Dua Teroris yang Ingin Gagalkan Pemilu
Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri kembali menangkap dua orang tersangka kasus teroris kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD), pimpinan Abu Oemar (AO) yang berencana menggagalkan Pemilu 2024.
"Ada tambahan dua orang lagi yang baru kita lakukan penangkapan terkait dengan jaringan AO yang berencana menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi tersebut," kata Juru bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar saat jumpa pers, Jumat (3/11).
"Mereka masing-masing juga ada di dalam suatu grup, misalnya di dalam grup Whatsapp yang mereka namakan kelompok Muslim United atau Ummatan Wasathan ada beberapa grup seperti ini yang isi dari grup tersebut adalah membicarakan mengenai giro yah," kata dia.
"Semangat atau membangkitkan semangat untuk kegiatan kegiatan yang sebenarnya sangat bersinggungan dengan aksi atau melanggar tindak pidana terorisme. Seperti share to share atau saling membagi materi materi yang berasal dari kelompok ISIS," tambahnya.
Selain membahas soal doktrin, ungkap Aswin, mereka juga kerap melakukan penggalangan donasi untuk disalurkan ke satu tempat atau dipergunakan oleh kelompok ini.
"Kemudian juga aktif melakukan pembahasan atau diskusi tentang bagaimana melakukan perencanaan penggagalan pesta demokrasi atau pemilu tersebut," ujarnya.
Bahkan dalam kesempatan ini, Aswin pun menggambarkan tindakan untuk menggagalkan pemilu yang dimulai sejak Agustus 2023. Dimana, AH alias AM dan DAM turut mengikuti suatu acara kajian dipimpin oleh saudara UR, seorang tersangka teroris yang sudah ditangkap.Dalam kajiannya tersebut, UR turut menyampaikan doktrin agar para pengikutnya mau untuk menggagalkan pemilu. Lewat upaya persiapan maupun aksi teror yang kerap disebut amaliyah oleh para kelompok teroris.
"Bisa saja berupa penyerangan misalnya, dengan menggunakan senjata tajam, atau senjata api, dan yang paling kita sangat tidak inginkan adalah biasanya bom bunuh diri. Dengan cara amaliyah dan semampunya masing-masing," kata dia.
Oleh sebab itu, Aswin memperingati kepada siapapun agar tidak mencoba mengganggu keamanan dan ketertiban terlebih, jelang Pemilu 2024. Agar bisa mencegah sedini mungkin aksi terorisme yang mungkin terjadi.
"Jadi kita tidak terpengaruh oleh situasi maupun kondisi yang lain. Densus 88 memantau terus naik turunnya eskalasi ancaman dari kelompok-kelompok teror ini. Di mana eskalasi kita rasakan meningkat atau ada perubahan, tentu Densus harus merespon," jelasnya.