Deteksi teroris, Satpol PP dilatih Densus 88
Satpol PP diharapkan tanggap dengan mendeteksi dini terhadap ancaman teroris di tengah masyarakat.
Detasemen Khusus 88/Antiteror Mabes Polri membekali ratusan anggota Satuan Polisi Pamong Praja di Jawa Timur sebagai bentuk antisipasi terhadap gerakan radikal dan kekerasan, terutama terorisme.
"Pembekalan ini sebagai bentuk pelatihan kepada anggota Satpol PP agar lebih siap dan turut mampu mencegah terorisme," ujar Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Timur Sutartib di sela pembekalan di Kantor Gubernur di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu (20/7).
Peserta pelatihan terdiri dari puluhan anggota Satpol PP Provinsi ditambah sejumlah anggota dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Pihaknya berharap dengan adanya pembekalan ini mampu membantu kepolisian dan memberikan jaminan keamanan agar tindakan terorisme tidak sampai terjadi.
Menurut dia, selain sebagai penegak peraturan daerah, Satpol PP diharapkan tanggap dengan mendeteksi dini terhadap ancaman teroris di tengah masyarakat. Setelah pembekalan, kata dia, Satpol PP untuk segera melakukan koordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk mengamankan objek vital seperti kantor Bupati, Gubernur, maupun kantor pemerintahan yang ada di masing-masing daerah.
"Kemudian, melakukan cegah dan deteksi dini dengan peningkatan keamanan serta kewaspadaan sehingga pencegahan teroris ini bisa dilakukan secara cepat dan tepat," katanya.
Tidak itu saja, lanjut dia, Satpol PP juga wajib melaporkan ke pihak kepolisian apabila menemukan orang asing mencurigakan. Sehingga, ada upaya cepat untuk mencegah bahaya terorisme.
"Pencegahan dini juga bisa melalui operasi Yustisi di tempat-tempat tinggal sementara, seperti kos atau kontrakan," katanya.
Sementara itu, pembekalan ini menjadi rangkaian pelatihan sesuai instruksi Gubernur Jatim Soekarwo kepada Satpol PP di lingkungan provinsi dan kabupaten/kota agar dilatih secara khusus oleh Densus 88/Antiteror Mabes Polri.
"Satpol PP perlu dilatih terkait keamanan untuk mengantisipasi segala bentuk yang dinilai mencurigakan. Seperti di Solo, itu bukan masalah bom bunuh dirinya, tapi pesan mereka sudah bisa masuk ke lingkaran pengamanan," kata Gubernur Jatim Soekarwo.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji menyambut baik instruksi Gubernur tersebut dan menindaklanjutinya dengan memberikan pembekalan hingga pelatihan.