Di depan investor, Jokowi pede mampu capai target 35.000 MW
Pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW adalah kebutuhan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah melakukan pertemuan dengan para kontraktor dan investor di bidang listrik, di Istana Negara. Dia cukup percaya diri sesumbar mampu penuhi target listrik 35.000 Mega Watt (MW) dalam lima tahun ke depan.
Meski yakin mampu membangun, Jokowi melihat ada beberapa sandungan untuk mencapai targetnya. Masalah itu terutama dalam bidang perizinan.
"Pertanyaannya mampukah target itu kita penuhi? Kita mampu dan bisa. Dengan catatan, izin yang terlalu ruwet, terlalu lama, harus dipotong baik di kementerian, pusat maupun daerah," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/12).
Diakuinya, pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW adalah kebutuhan. Target itu bukan angka yang kecil. Maka dari itu, dia mengaku memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said setiap hari ke Istana.
"Setiap hari saya panggil menteri karena tidak mau meleset," ucap Jokowi.
Presiden mengatakan bahwa terjadinya pemadaman listrik di banyak daerah bukan merupakan kesalahan menteri atau direktur utama (dirut) PLN. Maka itu, dia menegaskan masalah listrik sudah menjadi urusan negara.
"Tapi ada problem seperti itu. Masalah seperti itu harus diselesaikan," kata Jokowi.
"Karena setiap saya ke daerah keluhannya sama, sehari mati dua kali. Listriknya mati, listriknya kurang. Itu yang saya temui," ungkapnya.
Jokowi menjelaskan bahwa pada bulan Agustus 2015 baru terjadi penandatanganan kontrak sebesar 600 MW. Ketika itu Dirut PLN meyakinkan bahwa pada akhir tahun akan terjadi peningkatan penandatangan kontrak. Kini, berdasarkan laporan Dirut PLN akumulasi kontrak yang telah ditandatangani mencapai 17.340 MW.