Dialog dengan Ratusan Pimpinan Pesantren, Mahfud MD Ajak Ulama Jaga Negara
Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan ulama dan kaum santri memiliki peran yang cukup penting dalam memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah. Hal itu disampaikan Mahfud dalam dialog virtual dengan 250 lebih pimpinan pondok pesantren dari seluruh Indonesia, dalam rangka Hari Santri, Jumat(29/10).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan ulama dan kaum santri memiliki peran yang cukup penting dalam memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah. Hal itu disampaikan Mahfud dalam dialog virtual dengan 250 lebih pimpinan pondok pesantren dari seluruh Indonesia, dalam rangka Hari Santri, Jumat(29/10).
"Kaum santri lah yang ikut mendorong secara habis-habisan, memerdekakan bangsa ini," katanya dikutip dalam keterangan pers, Jumat(29/10).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Bagaimana Mahfud MD ingin menularkan ketegasannya? Justru saya akan semakin tegas dan membuat jaringan-jaringan agar ketegasan itu akan menular ke birokrasi di mana saya memimpin. Itu saja sebenarnya,” pungkas Mahfud MD.
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
Dia menjelaskan tanpa mengesampingkan peran tokoh agama lain, kemerdekaan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah warisan para ulama, tokoh-tokoh Islam dari berbagai latar belakang suku dan ormas Islam yang berbeda. Untuk itu, Mahfud mengajak pimpinan pondok pesantren yang hadir dalam dialog virtual ini ikut menjaga negara dari ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang 1945.
"Umat Islam waktu itu sekitar 87% dengan 70 juta penduduk pada tahun 1945. Tapi waktu itu demi kemerdekaan, demi kebersamaan disetujui kata 'kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya' diganti dengan 'Ketuhanan yang Maha Esa'," tambah Mahfud.
Pascakemerdekaan bulan Agustus 1945, lanjut Mahfud, penjajah kembali ingin kembali merebut Indonesia. Dalam kesempatan ini, menurut Mahfud, kaum santri tampil kembali menjadi pembela negara.
Dalam keadaan genting pascakemerdekaan, lanjutnya, kaum santri tampil kembali melawan penjajah. Pada 9 September 1945, Kyai Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad yang isinya umat Islam wajib melawan penjajah dan berperang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Lalu fatwa yang semula dikeluarkan di Tebuireng itu diulangi lagi melalui rapat PBNU di Bubutan Surabaya tanggal 21-22 Oktober di mana fatwanya Kyai Hasyim Asyari dikeluarkan menjadi Fatwa Resolusi Jihad. Jawa Timur bergelora, kemudian terjadilah peristiwa 10 November yang kita kenal Hari Pahlawan itu," ujarnya
Dalam berbagai peristiwa perang kemerdekaan, menurut Mahfud, peran santri sangat nyata dalam mempersatukan ideologi dan kekuatan melawan penjajah.
"Di sini tampak betapa santri memiliki peran penting, pertama mempersatukan ideologi, kedua mempersatukan kekuatan melawan penjajah untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga lahir negara berdasar Pancasila, itulah peran kaum santri," ungkapnya.
Dalam dialog bertema "Peranan Kaum Santri dalam Mengawal NKRI" ini, para pengasuh pondok pesantren tampak antusias. Mereka bergantian meneguhkan sikap menjaga negara sebagai warisan para ulama.
Pimpinan pondok pesantren, seperti Kyai Nazrul Haq Muiz dari Ponpes Al-Badar Pare-pare Sulawesi Selatan, Kyai Khozin Adnan dari Ponpes Darul Al-Barokah Sumatera Barat, Kyai Badawi Basyir dari Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus, dan beberapa pimpinan pesantren lainnya, turut sharing dan berbagi ide serta gagasan terkait peran pondok pesantren dalam mengawal pembangunan bangsa ke depan.
Baca juga:
Mahfud MD Beberkan Terkait Pemahaman Putusan MK Hapus Hak Impunitas dalam UU Covid-19
Mahfud MD Jelaskan Putusan MK Soal Maksud Hak Impunitas Pemerintah Dalam UU Covid-19
Mahfud Sebut Kesatuan Faktor Penting Menjamin Keberlangsungan Bangsa
Jokowi akan Berikan Gelar Pahlawan Nasional Pada 4 Tokoh, Ada Usmar Ismail
Hari Sumpah Pemuda, Mahfud Sebut Tekad Pemuda-Pemudi Mampu Runtuhkan Gunung
Bertemu Serikat Karyawan Garuda, Mahfud Sebut Pemerintah akan Cari Jalan Terbaik