Didampingi 3 kepala staf, Panglima TNI ziarah ke makam Bung Karno
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ziarah ke makam Presiden ke-1 Soekarno di Blitar, Jawa Timur, dalam rangka memperingati HUT ke-72 TNI yang puncaknya digelar pada 5 Oktober. Gatot bersama rombongan yang terdiri dari 43 pejabat tinggi TNI.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ziarah ke makam Presiden ke-1 Soekarno di Blitar, Jawa Timur, dalam rangka memperingati HUT ke-72 TNI yang puncaknya digelar pada 5 Oktober. Gatot bersama rombongan yang terdiri dari 43 pejabat tinggi TNI.
Kedatangan Gatot disambut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Blitar Rijanto dan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. Ikut dalam rombongan termasuk KSAD, KSAU, dan KSAL, serta panglima Kodam se-Indonesia.
Ritual ziarah bersama para petinggi TNI tersebut berlangsung kurang lebih 30 menit. Diawali dengan upacara penyambutan secara kemiliteran hingga dilakukannya prosesi doa di pusara makam tokoh proklamator, Sokearno, bersama rombongan.
Selain berziarah di makam Presiden ke-1 RI Soekarno, Gatot Nurmantyo beserta rombongan dijadwalkan berziarah ke makam Presiden ke-5 RI Abdurrahaman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Soeharto di Astana Giri Bangun-Solo, serta ke makam pahlawan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
"Ziarah ini menjadi tradisi baru yang dilakukan TNI sejak tahun lalu (2016) ke makam-makam mantan presiden yang juga mantan panglima tertinggi TNI, yakni makam Gus Dur, Pak Harto (Soeharto), Panglima Besar Jenderal Sudirman dan ditambah ke taman makam pahlawan prajurit-prajurit TNI di Dili Seroja dan Bakau," katanya usai ziarah di Makam Bung Karno di Blitar, Senin (18/9).
Selain berdoa atas jasa para pahlawan nasional tersebut, Gatot menyatakan tradisi ziarah tersebut bertujuan untuk pewarisan nilai-nilai juang.
"Kami juga sedang merenovasi Taman Makam Pahlawan di Dili yang kondisinya menyedihkan, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan TNI atas jasa-jasa mereka yang telah rela berkorban untuk bangsa dan negara," katanya.
Gatot menegaskan, penambahan rute ziarah ke taman makam pahlawan tersebut sebagai bukti bahwa TNI tidak pernah melupakan jasa-jasa prajurit-prajurit yang gugur. "Mereka tetap akan menjadi prajurit TNI terbaik yang akan terus dikenang," ujarnya.
Ia menegaskan para prajurit yang gugur di medan perang saat perang mempertahankan Timor-Timur akan terus dikenang, meski sebagian prajurit bahkan tidak pernah dikenali oleh keluarganya.
"Semangat juang mereka akan terus diteladani sampai kapanpun oleh seluruh prajurit TNI maupun Bangsa Indonesia secara keseluruhan," ujarnya.