Dinkes Palembang selidiki dugaan siswi MI tewas usai vaksin
Sampai saat ini, Dinkes belum dapat memastikan apakah benar vaksin menjadi penyebab kematian.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang tengah menyelidiki kasus meninggalnya siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Hikmah Palembang, Jumiarni (8) yang diduga usai vaksinasi massal di sekolahnya. Vaksinasi atau imunisasi itu merupakan program nasional bagi murid SD di bulan giat.
Sekretaris Dinkes Palembang, Alfarobi mengungkapkan, imunisasi itu digelar bagi siswa kelas dua dan tiga SD untuk mencegah tetanus. Kegiatan ini dilakukan serentak di Kota Palembang yang dibebankan kepada Puskesmas terdekat.
"Ini program nasional dalam bulan giat, memang seluruh siswa divaksin atau diimunisasi tetanus," ungkap Alfarobi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/11).
Terkait kasus Jumiarni, kata dia, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan meminta keterangan keluarga dan menunggu hasil rekam medis dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, tempat korban dirawat.
"Kita belum bisa sebut anak itu meninggal dunia karena divaksin atau bukan. Tapi untuk penyebabnya belum tahu karena kami lagi mencari data, lagi diselidiki," ujarnya.
Dia menambahkan, vaksinasi atau imunisasi memang memiliki efek yang dirasakan beberapa saat usai disuntik, seperti demam. Namun, demam itu biasanya tidak menimbulkan dampak buruk atau berkelanjutan.
"Setahu saya baru ini pertama kali terjadi di Palembang atau Sumsel, saya belasan tahun di Puskesmas dan Dinkes. Makanya saya bingung kenapa bisa terjadi kasus ini," kata dia.
Apalagi, sambung dia, hanya Jumiarni yang mengeluhkan sakit usai disuntik. Padahal, saat suntik itu ada puluhan siswa lain yang juga disuntik dan tidak mengalami apapun.
"Ini yang harus jadi pertimbangan, korbannya cuma satu, puluhan lain tidak. Atau mungkin saja anak itu mengidap penyakit lain dan kebetulan terjadi setelah diimunisasi tetanus," ujarnya.