Disebut Kritik IKN, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan bahwa pernyataannya soal Ibu Kota Negara (IKN) dalam sebuah diskusi merupakan sebuah penjabaran mengenai tantangan yang akan dihadapi. Artinya, analisanya bisa ditindaklanjuti dengan perencanaan yang bisa mengatasi tantangan tersebut.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan bahwa pernyataannya soal Ibu Kota Negara (IKN) dalam sebuah diskusi merupakan sebuah penjabaran mengenai tantangan yang akan dihadapi. Artinya, analisanya bisa ditindaklanjuti dengan perencanaan yang bisa mengatasi tantangan tersebut.
Dalam forum diskusi di President University, Cikarang, pertengahan pekan lalu, , ada sejumlah pernyataan Ridwan Kamil yang belakangan ramai menjadi perbincangan di media. Beberapa di antaranya adalah IKN bisa terancam jadi kota yang sepi jika hanya mengandalkan pegawai pemerintahan sebagai populasi utamanya. Dengan kata lain, akan sangat sulit sekali kawasan itu menjadi kota yang sukses dan hidup.
-
Apa contoh kota yang menurut Ridwan Kamil gagal menjadi ibu kota? Dia mencontohkan Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Siapa yang memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil? Dalam pertemuan itu, Foke mengaku telah memberikan sejumlah wejangan kepada mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
-
Mengapa Ridwan Kamil ditolak warga saat berkunjung? Dikutip lewat akun X @MurtadhaOne1, disebut-sebut penolakan tersebut karena tidak ada izin yang disampaikan kepada warga setempat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam acara Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi.
"IKN its a long term (project), sebuah PR besar. Karena gimana attract populasi pindah ke sana its a challenge," ujar Ridwan Kamil dalam diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/10).
"Jadi yang akan bapak ibu lihat 10 tahun ke depan hanya populasi PNS aja, being a city, menjadi kota tidak bisa. Harus ada informality-nya, harus ada non-government population-nya," kata Ridwan Kamil.
Bukan Kritik
Pada Senin (24/10), Ridwan kembali memberikan penjelasan terkait pernyataan itu. Menurut dia, apa yang disampaikannya merupakan salah satu bentuk tanggung jawab agar rencana yang dicanangkan pemerintah di IKN bisa terwujud. Ia heran ketika hal itu malah diartikan sebagai kritik.
"Mencari solusi itu harus dengan analisa, apa masalah solusinya jangan hanya problem saja. Jadi ini tanggung jawab saya untuk terus dukung agar IKN berjalan baik," ucap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung.
"Pada saat tantangan dijabarkan jangan sampai dianggap mengkritik justru tantangan harus dibantu, tantangan (IKN) terbesar banyak ibu kota negara tidak berhasil karena tidak bisa membantu membawa populasi non-PNS atau birokrasi," tuturnya.
Mendukung dari Awal
Ia mengingatkan, sejak rencana soal proyek IKN itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, dukungan sudah diberikan melalui masukan, bahkan dilibatkan sebagai juri sayembara. Hal lainnya adalah mencari dan mengajak para pengusaha Jabar untuk berinvestasi di IKN.
Ia berharap kepada semua pihak agar bisa jernih melihat konteks yang menjadi pembahasan. Terlebih, pernyataan mengenai tantangan itu disampaikan dalam diskusi ilmiah.
"Kesimpulannya itu tanggung jawab saya, yang dari awal ikut mendukung jadi juri IKN untuk terus mengikhtiarkan hal-hal baik termasuk dukungan dari Jawa Barat," pungkasnya.
(mdk/yan)