Diskusi Pilkada Tangsel panas, Ikhsan-Airin tak bersalaman
Saling serang argumen membuat diskusi berlangsung panas.
Diskusi yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menghadirkan tiga pasangan peserta Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) berjalan panas. Selain itu, ada hal menarik saat calon wali kota nomor urut 1, Ikhsan Modjo yang datang terlambat ini. Dia menyalami semua peserta Pilkada tetapi tidak dengan calon nomor urut tiga Airin Rachcmi Diany.
Pantauan di lokasi diskusi, Airin datang paling awal di acara diskusi bertema "Meningkatkan Partisipasi dan Pilkada Berkualitas" itu, Senin (30/11).
Tidak lama kemudian, calon wali kota nomor urut dua Arsid datang beberapa menit sebelum acara dimulai. Sesuai jadwal, acara mulai digelar pukul 14.00 WIB.
Satu calon wali kota lagi, Ikhsan Modjo, belum terlihat di lokasi hingga panitia memutuskan acara tetap dimulai tanpa kehadiran Ikhsan.
"Acara hari ini dihadiri Pak Arsid dan Bu Airin. Kami sudah undang Pak Ikhsan tapi kabarnya masih di jalan, mudah-mudahan bisa bergabung dengan kami," kata Ketua PWI Tangerang Selatan Junaidi yang menjadi moderator dalam diskusi yang digelar di Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong, Kota Tangsel.
"Karena biasanya calon wali kota kami persilakan dari nomor urut satu (Ikhsan), sekarang kami minta dari nomor tiga (Airin) dulu," lanjut Junaidi.
Airin masih bersiap-siap untuk berbicara, Ikhsan datang dan masuk ke ruangan. Ikhsan menyalami Junaidi dan Arsid, sementara Airin yang ada di sebelah Arsid hanya disapa singkat.
"Bu Airin," ujar Ikhsan singkat sambil mengangkat tangan kanannya.
Jarak tempat duduk Ikhsan dengan Airin hanya terlampau jarak satu tempat duduk Arsid yang berada di tengah.
Saat menyalami Arsid, Airin sudah melihat Ikhsan dan seperti akan bersiap untuk bersalaman, tetapi Ikhsan malah langsung duduk dan menyapa Airin dari jauh.
Setelah itu, Airin melanjutkan giliran pertamanya untuk berpresentasi.
Diskusi mulai berjalan panas ketika Ikhsan mengaku merasa tersudutkan dengan pemberitaan dirinya, hingga dia menjelaskan terkait politik uang di Banten.
Tak lama kemudian moderator masuk kedalam sesi tanya jawab. Setelah itu beberapa peserta diskusi menyampaikan pertanyaan. Komentar Ikhsan lalu ditanggapi Gusri Effendi Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Tangsel.
"Pak Ikhsan saya lihat banyak ngeluh kalau soal media. Saya pikir media pasti mau mengangkat karena orang itu punya kualitas," kata Gusri yang juga Ketua DPC Partai NasDem Kota Tangerang.
Namun, diskusi yang dihadiri oleh Ketua Umum PWI Margiono itu pun menjadi panas. Margiono menimpalinya di ujung acara.
"Ada dua hal yang bisa naik di media. Ke satu calonnya menarik, kalau calonnya tidak menarik pasti kecil (porsi beritanya). Mau pasang iklan ke wartawan, sudah pasti itu dimuat, saya telah suruh di bawah (anak buahnya) untuk mencari iklan ke Ibu Airin, Pak Arsid dan kalau ke Pak Ikhsan saya larang, karena sudah pasti ditolak," katanya.
Pernyataan Margiono membuat tamu undangan yang salah satunya adalah Ribka Tjibtaning yang juga Ketua DPP PDIP kesal.
Menurut Ribka, sejak awal dirinya mencoba untuk diam, tetapi melihat Ikhsan Modjo dan Arsid diperlakukan dalam acara diskusi seperti tak adil, dia pun ikut komentar.
"Ini diskusi tapi banyak dipotong-potong, saya kenal sama dik Ikhsan, dik Arsid dan dik Rully. Kok aneh diskusi ini, tak adil. Seakan mengarahkan. Bagaimana Tangsel mau berkualitas kalau seperti ini, kasian saya sama adik-adik yang masih muda ini," terangnya.