Dituding terkait Gulen, Sekolah Bilingual Bandung merasa dirugikan
Dia menegaskan, pendidikan yang dilakukan tidak ada kaitan sama sekali dengan jaringan teroris
Lembaga pendidikan Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung, Jawa Barat, membantah institusi pendidikannya terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO) seperti yang ditudingkan oleh Pemerintah Turki.
Kepala Sekolah Pribadi Bilingual Boarding School Bandung, Akhmad Fauzi mengatakan, pendidikan yang dilakukan tidak ada kaitan sama sekali dengan jaringan teroris.
"Kami pihak sekolah merasa dirugikan dengan pemberitaan tersebut, yang menyudutkan keterkaitan sekolah kami dengan Fhaetullah Gulen," kata Fauzi saat ditemui di lokasi, Jumat (29/7).
Dalam rilis dari Kedubes Turki di Indonesia, ada sembilan sekolah yang diminta oleh Presiden Turki Erdogan ditutup karena ada kaitannya dengan Gulen selaku aktor intelektual dari aksi percobaan kudeta militer beberapa waktu lalu.
Akibatnya, pemerintah Turki langsung melakukan reaksi salah satunya penutupan sekolah lewat organisasi FETO.
"Kami sudah sejak pagi sudah ada informasi yang kami terima soal intruksi Kedubes Turki tersebut," ujarnya.
Pihak sekolah menyatakan tak ada hubungannya dengan teroris. Bahkan, tegas Fauzi, pihaknya melakukan pengajaran pendidikan dengan memaksimalkan budi pekerti.
"Pembinaan dan pengejaran melalui bidang akademis kita maksimalkan dengan pemberian akhlak dan toleransi serta perikemanusiaan yang diajarkan," tegasnya.
Dia menyatakan, jebolan sekolah tersebut juga telah mengukir banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional.
"Waktu OSN (olimpiade siswa) kita meraih medali perunggu bidang kimia dan matematika, bahkan komputer menerima medali perak," ucapnya.
Fauzi menjelaskan, Pribadi Bilingual School Bandung berdiri sejak 2002 lalu. Keberadaan sekolah ini adalah yang kedua setelah di Depok terlebih dahulu didirikan pada 1995 oleh Yaenbu Indonesia.
Keterkaitan dengan Turki sendiri, kata dia, karena Yaenbu mempunyai kerjasama dengan Pasiad organisasi asal Turki yang juga bekerjasama dengan sekolah Pribadi Bandung.
"Memang ada keterkaitan dengan Turki, namun dengan yayasan Pasiad yang memberikan suport motivasi tentang sistem pendidikan yang baik. Dan keterkaitan kami hanya kerjasama sistem pendidikan, tidak ada yang lain," ucapnya.
Dalam perkembangannya, kontrak kerja sama dengan Pasiad berakhir tahun 2014 lalu. Kontrak kerjasama dengan Pasiad berakhir atas rekomendasi dari Departemen Pendidikan Nasional.
"Kerjasama kami dengan Pasiad sudah tidak ada sejak akhir 2014 lalu," terangnya.
Dia meminta, para siswa dan orang tua untuk tetap tenang dan menunggu perkembangan dari yayasan.
"Kami akan segera mengumpulkan orang tua siswa, untuk menjelaskan perihal ini. Insya allah dalam waktu dekat ketua yayasan Pribadi Bandung bapak Dr. Adik Gunawan akan memberikan penjelasan terkait permintaan Kedubes Turki tersebut," tandasnya.