Dono dan Kasino, legenda komedian Indonesia yang mati di usia muda
Kelompok Warkop merupakan komedian yang melejit di era tahun 1970-an dan mendapatkan bayaran termahal.
Dono dan Kasino adalah dua pelawak legendaris yang terkenal bersama Indro dengan nama Warkop DKI. Keduanya bernasib sama, yakni meninggal di usia muda karena terserang penyakit yang merenggut nyawa mereka.
Kelompok Warkop merupakan komedian yang melejit di era tahun 1970-an dan mendapatkan bayaran termahal. Salah satunya, melalui film 'Maju Kena Mundur Kena' yang membuat nama Dono, Kasino serta Indro semakin melambung.
Namun sayangnya, Kasino dan Dono meninggalkan Warkop DKI terlebih dahulu. Kasino meninggal pada usia 47 tahun karena penyakit tumor otak yang sudah bertahun-tahun dideritanya. Sedangkan Dono meninggal tiga tahun setelah kepergian partnernya Kasino, yaitu pada usia 50 tahun dan mengidap penyakit tumor di bagian bokong yang saat itu sudah menjalar menjadi kanker dan menyerang lever (kanker paru-paru).
Menurut penuturan putri Kasino, Hanna Sukmaningsih saat itu, kanker otak yang diderita Kasino diduga saat ayahnya itu jatuh dari sepeda gunung yang dikendarai Kasino sendiri. Karena semenjak itulah Kasino mulai sakit-sakitan di bagian kepalanya.
"Tidak ada pesan apa pun dari Papa sebelum meninggal," ujar Hanna Sukmaningsih putri Kasino pada saat itu.
Pun demikian dengan Dono Warkop yang meninggal karena penyakit kanker paru-paru. Tak lama setelah kepergian Kasino, atau lebih tepatnya pada 30 Desember 2001 silam dan sempat mengalami keadaan kritis bahkan koma dan pada saat itu menjalani perawatan di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta dan akhirnya meninggal pada 30 Desember 2001. Dono dikenal sebagai aktor pada akhir 1970-an, tahun 1980-an dan era 1990-an. akibat Kanker Paru-Paru.
Drs. Kasino Hadiwibowo atau Kasino menjadi salah satu legenda dunia hiburan di Indonesia bersama Dono dan Indro dalam grup Warkop DKI. Bersama Warkop DKI, Kasino berhasil menghibur publik Tanah Air. Bahkan film yang dibintanginya sampai saat ini masih kerap disiarkan berbagai stasiun televisi swasta.
Meski kerap memainkan lakon Betawi dalam berbagai film Warkop DKI sejatinya Ia merupakan putra kelahiran Gombong, Kebumen, Jawa Tengah pada 15 September 1950. Saat menjadi mahasiswa Kasino aktif dalam Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI).
Sebagai sosok pekerja keras, Kasino terus berjuang dan tidak patah semangat untuk menghibur publik di tengah kesehatannya yang terus naik turun. Kelucuan Kasino memenuhi layar kaca harus berakhir saat Warkop DKI masih menjaga eksistensinya.
Dirinya wafat pada 18 Desember 1997 di usianya yang ke 47 tahun. Kasino diketahui mengidap kanker otak sebelum akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Meski tanpa Kasino grup lawak yang dibentuknya bersama Dono dan Indro tetap eksis hingga era tahun 2000-an.
Sedangkan Dono atau Drs. H. Wahyu Sardono, pelawak kelahiran Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951 yang eksis dengan Warkop DKI bersama Kasino dan Indro. Ia menjadi sosok yang paling banyak dikerjai dua rekannya dalam setiap film Warkop DKI.
Dono juga merupakan seniman serba bisa yang pernah dimiliki negeri ini. Tak hanya berhasil mengocok perut pemirsa, dirinya juga merupakan dosen Fisip di Universitas Indonesia.
Kecerdasan Dono menular kepada anak-anaknya, termasuk anak keduanya Damar Canggih Wicaksono yang saat ini tengah melanjutkan pendidikan S3 jurusan Teknik Nuklir di Swiss. Tak sekadar jadi murid biasa, Ia bahkan keluar sebagai best student hingga dikirim untuk jadi pembicara dalam konferensi internasional Nuklir baik di Jepang dan Amerika Serikat.
Keberhasilan Dono dalam dunia hiburan berakhir ketika dirinya meninggal dunia di usia ke 50 tahun akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Kini, kelucuan Dono bersama Kasino dan Indro masih kerap disajikan televisi swasta.