Kisah Hidup Pelawak Legendaris Kardjo AC DC, Tak Direstui Jadi Seniman hingga Terkenal Bersama Srimulat
Setelah sukses sebagai pelawak dan bintang film, ia membayar kesalahannya di masa lalu.
Setelah sukses sebagai pelawak dan bintang film, ia membayar kesalahannya di masa lalu.
Kisah Hidup Pelawak Legendaris Kardjo AC DC, Tak Direstui Jadi Seniman hingga Terkenal Bersama Srimulat
Dunia perfilman komedi Indonesia pernah diramaikan oleh sosok pelawak legendaris bernama Sukardjo. Ia lebih dikenal dengan nama Kardjo AC DC.
-
Siapa yang pernah jadi pedangdut sebelum Srimulat? Siapa sangka, Nunung pernah mencoba menjadi pedangdut di awal kariernya sebelum bergabung dengan Srimulat. Menjadi penyanyi ternyata merupakan cita-cita Nunung sejak kecil.
-
Kenapa Ki Anom Suroto terkenal? Dengan karyanya sudah dikenal dunia, hal ini sebagai bentuk kesuksesan dirinya dalam memperkenalkan budaya Indonesia.
-
Dimana Cak Kartolo bergabung dengan grup Ludruk? Setelah mahir dalam dunia kesenian pada 1971, Cak Kartolo bergabung dalam grup ludruk RRI Surabaya.
-
Bagaimana Ki Hadjar Dewantoro dikenal? Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap pemerintahan Pemerintah Belanda, terutama tentang pendidikan.
-
Dimana Ki Arsantaka menjadi seorang Demang? Sesampainya di desa itu, ia diangkat menjadi anak oleh Kiai Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram.Di sana, ia diangkat menjadi seorang Demang.
-
Bagaimana Cak Kartolo dikenal generasi muda? Kini namanya juga dikenal generasi muda karena perannya dalam sejumlah film layar lebar.
Dikutip dari kanal YouTube Penjelajah Waktu, saat berkarier di dunia film Kardjo begitu lincah memainkan kata-kata. Oleh teman-temannya sesama grup pelawak, Kardjo sering dipandang sebagai juru selamat.
Apabila teman-temannya yang tampil lebih awal di panggung tak mampu memancing tawa penonton, Kardjo yang kemudian naik ke atas panggung mampu membuat suasana jadi lebih cair.
Lalu bagaimana kisah hidup pelawak legendaris itu? berikut selengkapnya dikutip dari kanal YouTube Penjelajah Waktu:
Kardjo lahir pada 10 Oktober 1935. Ia tumbuh dari keluarga petani di daerah Pacet, Mojokerto. Ia ditentang ayahnya saat ia bercita-cita sebagai seniman.
Saat muda, hidupnya penuh perjuangan. Ia pernah berdagang beras. Seminggu sekali ia pergi ke daerah lain di wilayah Jawa Timur untuk membeli padi. Di sela-sela waktu, ia menyempatkan diri menonton pertunjukan ketoprak di kampung halamannya.
Ia pun banyak bergaul dengan para seniman ketoprak. Karena persahabatan itu sangat dekat, ia pun akhirnya main dengan salah satu grup ketoprak. Namun setelah pertunjukan usai, ia selalu menolak saat diberi honor.
Pada akhirnya Kardjo memilih untuk mendirikan grup ketoprak sendiri yang sifatnya insidental. Namun di tengah proses tersebut, ia pernah terjebak judi. Uang hasil jualan beras habis, begitu pula sebanyak 75 persen harta orang tuanya.
Kardjo lantas angkat kaki dari rumah dan memulai hidup sebagai seniman. Dari ketoprak, ia pindah ke panggung wayang orang. Setelah itu ia berpindah ke panggung ludruk.
Dari seniman pinggiran, ia kemudian hijrah sebagai seniman kota setelah bergabung dengan kelompok Srimulat pada tahun 1970. Pada panggung srimulat, ia akrab dengan para pelawak terkenal.
Setelah dua tahun di Srimulat, namanya mulai dikenal luas. Peran yang pernah dimainkannya pada panggung srimulat antara lain lelaki penjahat, anak muda yang bodoh, atau playboy. Namun menurut Teguh yang merupakan pendiri Srimulat, peran itu tak pernah pas dengan karakternya sehari-hari.
Ia kemudian dicoba untuk memainkan peran perempuan. Ternyata peran itu cocok pada dirinya. Peran itu terus ia mainkan dalam panggung lawak dan film.
Pada tahun 1973, ia pertama kali bermain dalam film “Mayat Cemburu”. Pada akhir tahun 1975, ia keluar dari Srimulat untuk pindah ke Jakarta.
Bersama Johny Gudel, Kardjo membentuk grup lawak Triajaya. Namun grup itu hanya bertahan enam bulan. Setelah itu ia mendirikan grup lawak Palapa bersama Suroto, Sumiyati, Sobur, dan Jawul Muhtadi. Namun grup lawak itu juga tidak bertahan lama.
Peran Kardjo dalam dunia film sangat dikenal. Ia menjadi pemeran utama dalam film “Tante Sun” pada 1977. Tercatat ia bermain untuk 19 judul film pada rentan tahun 1973-1980.
Setelah sukses sebagai pelawak dan bintang film, ia membayar kesalahannya di masa lalu. Setiap dua kali setahun, ia pulang ke kampung halamannya di Mojokerto dan berziarah ke makam ayahnya.
Ia juga membeli beberapa hektare sawah dari jerih payahnya sebagai seniman panggung. Ia meninggal dunia pada tahun 1998.