Dukungan untuk Kopassus terus bermunculan
Dukungan kembali datang datang dari organisasi anak veteran yang tergabung dalam Pemuda Panca Marga (PPM).
Hampir seminggu sejak Tim Investigasi TNI AD mengumumkan pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah anggota Kopassus Grup 2 Karangmenjangan, hingga kini dukungan terhadap 11 anggota pembunuh 4 narapidana titipan di lapas itu terus bermunculan.
Sebelumnya dukungan muncul lewat gerakan 'Satu Miliar dukungan Untuk 11 anggota Kopassus' di Facebook. Hingga kini akun ini sudah didukung 43.906 orang. Kemudian dukungan juga diberikan lewat spanduk di Solo, aksi unjuk rasa di Yogyakarta, dan dukungan lewat pesan pendek (SMS).
Dukungan kembali datang datang dari organisasi anak veteran yang tergabung dalam Pemuda Panca Marga (PPM), Selasa (9/4) kemarin. Mereka memberi dukungan moril kepada 11 anggota Kopassus yang terlibat penyerangan.
Mereka beralasan, apa yang dilakukan prajurit Kopassus itu merupakan wujud dari sikap korsa."Kami akan memberi dukungan dengan cara mendatangi 11 prajurit Kopassus itu dan akan datang langsung pada saat persidangannya nanti," terang Ketua Umum Pengurus Pusat PPM, Abraham Lunggana.
Di hari yang sama, para mantan anggota Kopassus yang tergabung dalam Solidaritas Korps Baret Merah seluruh Provinsi Banten, meminta polisi, Kopassus dan jajaran TNI lain bekerja sama memberantas aksi-aksi preman hingga ke akar-akarnya demi menjaga stabilitas keamanan negara.
"Jangan hanya masalah penembakan yang dilakukan prajurit Kopassus saja yang selalu di ekspose, tanpa melihat sebab akibat kenapa bisa terjadi penyerangan," ujar Sasmita, Juru Bicara organisasi ini.
Dia melanjutkan, Sertu Heru Santoso yang sedang menjalankan tugas, dibunuh secara keji. Sedangkan Sertu Sriyono, dibacok dan dianiaya oleh sekelompok preman yang tidak beradab. Oleh sebab itu Solidaritas Korps Baret Merah menyampaikan apresiasi, dan merasa bangga atas pengakuan 11 prajurit secara jujur.
Seperti diberitakan, Ketua Tim Investigasi TNI AD mengungkapkan pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah oknum Grup II Kopassus Kartosuro. Aksi balas ini terkait pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, anggota TNI AD pada 19 Maret 2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.