Eijkman: Varian C.1.2 Belum Terdeteksi di Indonesia
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, mengatakan, situasi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan sekuensing yang dilakukan Eijkman bersama sejumlah laboratorium lainnya di bawah Kementerian Kesehatan.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memastikan mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bernama C.1.2 belum terdeteksi di Indonesia. Masyarakat tidak perlu khawatir.
"Varian C.1.2 belum masuk di Indonesia dan sementara ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, yang dikonfirmasi. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (16/9).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Amin mengatakan, situasi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan sekuensing yang dilakukan Eijkman bersama sejumlah laboratorium lainnya di bawah Kementerian Kesehatan.
Saat disinggung terkait varian C.1.2 apakah lebih bersifat ganas dari varian pendahulunya, Amin mengemukakan bahwa fakta tersebut perlu penelitian lebih dalam.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, juga mengatakan hal yang sama.
"Sampai saat ini tidak kurang dari 6.253 hasil sekuensing telah kami laporkan. Dari total tersebut 2.252 adalah varian delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia," katanya.
Dilansir berdasarkan laporan mingguan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kemenkes RI periode 28 Agustus hingga 3 September 2021 diinformasikan bahwa terdapat publikasi dari peneliti di Afrika Selatan terkait munculnya varian C.1.2.
Menurut laporan tersebut, varian C.1.2 merupakan turunan dari varian C.1 pada Mei 2021 di Afrika Selatan. Berdasarkan pengamatan peneliti tersebut, varian ini memiliki susunan mutasi yang merupakan gabungan dari beberapa mutasi yang terdapat pada varian alfa, beta, gamma, delta dan lambda serta mutasi baru (C136F, Y449H and N679K).
Selain C.1.2, kata Nadia, Kemenkes juga berupaya melakukan pelacakan varian lainnya, seperti lamda dan mu maupun varian lokal di Indonesia.
Pemerintah mengantisipasi masuknya varian baru virus corona melalui pengawasan lalu lintas orang dari luar negeri pada pintu-pintu masuk ke wilayah Indonesia.
"Kita terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi masuk dan menyebar di Indonesia," katanya.
Baca juga:
Kemenkes: Varian Covid-19 Lamda & Mu Belum Masuk RI, Tapi Perlu Diwaspadai
Kemenkes Catat Kasus Covid-19 Varian Delta Meningkat Jadi 2.552 per 14 September
Kemenkes Perketat Pintu Masuk RI Jaring Pelaku Perjalanan Internasional Positif Covid
Pemerintah Pantau 3 Varian Mutasi Covid-19
Penjelasan Ilmiah soal Mutasi Covid-19 Kurangi Efikasi Vaksin
Epidemiolog Ungkap Cara Efektif Cegah Covid-19 Varian Mu