Epidemiolog Sebut Potensi Gelombang 3 Covid-19 di RI Sangat Besar, Ini Sebabnya
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, memprediksi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari 2022. Peningkatan kasus positif Covid-19 pada puncak gelombang ketiga ini tidak akan lebih dari 18.000 per hari.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menilai potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Tanah Air sangat besar. Penilaian tersebut berdasarkan empat hal.
Pertama, relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terlalu terburu-buru. Ini mengakibatkan mobilitas masyarakat meningkat signifikan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
Kedua, varian baru Covid-19. Hingga saat ini, Indonesia memang belum mendeteksi adanya varian Delta Plus atau AY.4.2. Namun, varian tersebut sudah terdeteksi di Singapura.
"Ketiga, surveilans kita kurang baik atau kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya. Jadi kasus yang sesungguhnya mungkin dilaporkan dua hari lalu 270, sebenarnya lebih dari itu karena semua semua kabupaten dan kota mau level satu," jelasnya dalam diskusi virtual, Rabu (17/11).
Keempat, Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Menurut Tri, kerumunan yang terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru tidak bisa dibendung sehingga sangat berisiko untuk terjadinya transmisi Covid-19.
Tri memprediksi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari 2022. Peningkatan kasus positif Covid-19 pada puncak gelombang ketiga ini tidak akan lebih dari 18.000 per hari.
"Mungkin kalau cakupan vaksinasi (dosis lengkap) mencapai 50 persen atau kurang dari 50 persen sedikit, mungkin gelombang ketiga akan kurang dari 5.000 (kasus positif Covid-19 per hari)," tutupnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan gelombang ketiga Covid-19 pasti terjadi. Ada empat hal yang bisa memicu gelombang ketiga Covid-19.
Pertama, pola penyebaran Covid-19 yang bersifat fluktuatif tergantung pergerakan masyarakat. Kedua, cakupan vaksinasi masih rendah.
Ketiga, varian Delta yang masih mendominasi di Indonesia. Keempat, mobilitas penduduk meningkat jelang akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021.
Baca juga:
Satgas Covid-19 Soroti Kenaikan Pemakaian Tempat Tidur di RSD Wisma Atlet
Angka Perceraian di Garut Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Sehari Sampai 25 Kasus
Kembali Meningkat, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Capai 229 Orang
Borobudur Marathon akan Terapkan Sistem Bubble Cegah Penularan Covid-19
Update 16 November: Jakarta dan Jabar Catat Kenaikan Kasus Covid-19 Tertinggi
Kemenkes: Check in PeduliLindungi Penting untuk Pelacakan Covid-19
Satgas Ungkap Kasus Covid-19 di 37 Daerah Jawa-Bali Meningkat, Tertinggi Jateng