Facebook Anggap Abu Janda Bagian Saracen, Polri Akan Jadikan Alat Bukti
Facebook Anggap Abu Janda Bagian Saracen, Polri Akan Jadikan Alat Bukti. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan sikap Facebook menjadi petunjuk bagi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri untuk mengambil langkah lebih lanjut.
Pihak Facebook menghapus laman milik Permadi Arya alias Abu Janda karena dianggap sebagai bagian dari kelompok penyebar hoaks, Saracen. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan sikap Facebook menjadi petunjuk bagi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri untuk mengambil langkah lebih lanjut.
"Mengenai data facebook, akan kami jadikan petunjuk sebagai salah satu alat bukti nantinya," ucap Dedi, Senin (11/2).
-
Siapa saja anggota Polri yang diwisuda di Turki? Tiga personel Polri menjalani wisuda di Turkish National Police Academy (TNPA) yang dipimpin langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan. Tiga Polri itu ada, Ipda Regina Setiawan dari Polda Kepri, Bripka Hilman Lasmana dari Polda Jawa Barat, dan Briptu Tiara Nissa Zulbida dari Polda Jawa Timur.
-
Siapa yang menyebut masyarakat bisa memantau perkembangan penerimaan anggota Polri melalui media sosial? Terakhir, ia mengatakan masyarakat juga dapat memantau seluruh perkembangan penerimaan anggota polri melalui akun media sosial resmi SDM Polri.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Mengapa anggota Polri ini diwisuda di Turki? Dia bersama 86 peserta didik internasional menjalani wisuda usai mengikuti kegiatan Capacity Building “The First Level Police Chief Training and The Non Thesis Master Degree” selama dua tahun.
-
Bagaimana Polri meningkatkan digitalisasi informasi? Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Namun, Dedi belum mau membeberkan lebih jauh mengenai rencananya tersebut. Intinya, kata Dedi setiap melakukan proses penegakan hukum pasti sesuai dengan fakta-fakya hukum yang ada.
"Siapapun yang terlibat kita tindak sesuai dengan fakta hukum yang ditemukan oleh penyidik Ditsiber," ujar dia.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari laman Newsroom Facebook, Sabtu (9/2), akun, page, grup Facebook, hingga akun Instagram itu dihapus lantaran terlibat perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook Indonesia, bukan karena kontennya.
Akun maupun grup yang dihapus itu juga dianggap menyesatkan orang lain, tentang siapa mereka dan apa yang dilakukan. Facebook memang menyebut, semua page, akun, dan grup ini tertaut dengan sindikat online Saracen.
"Kami menghapus page, grup, dan akun berdasarkan tindakan dan aktivitas mereka di Facebook, bukan karena konten yang diunggah," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook Nathaniel Gleicher seperti dikutip dari Newsroom Facebook.
Menurut Gleicher, dalam hal penghapusan akun ini, orang-orang di balik aktivitas saling terkait satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk mempresentasikan diri mereka sendiri.
"Itu adalah dasar dari tindakan kami (menghapus page, akun, dan grup)," kata Gleicher.
Secara total, Gleicher menyebut, Facebook menghapus 207 laman (page), 800 akun individual, dan 546 grup yang berkaitan dengan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten meresahkan lainnya.
Adapun upaya penutupan semua akun dilakukan berdasarkan dari perilaku (behaviour) akun, bukan konten yang diunggah akun tersebut.
"Secara umum, perilaku akun-akun ini tidak dapat dipercaya. Jadi kami menghapusnya karena memang perilaku mereka yang tidak otentik, dan melanggar kebijakan Facebook,” ujar Nathaniel Gleicher.
Menariknya, Gleicher juga mengungkap kalau masing-masing laman Facebook diperkirakan memiliki sekitar 170.000 orang pengikut. Bahkan, satu akun Instagram setidaknya mengantongi 65.000 pengikut.
Adapun beberapa page dan grup yang sudah dihapus Facebook, meliputi Permadi Arya (laman), Kata Warga (laman), Darknet ID (laman), Berita Hari Ini (grup), dan juga ac milan indo (grup).
"Maksud dari perilaku mereka ini adalah si pemilik akun yang ada di balik aktivitas ini, berkoordinasi satu sama lain dengan memakai akun palsu. Aktivitas mereka jelas tidak otentik," kata Gleicher menegaskan.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pentolan Saracen Jasriadi divonis 10 bulan, ujaran kebencian ke Jokowi tak terbukti
Kelompok Saracen banyak yang pindah ke MCA buat bikin berita hoaks
Satgas Nusantara ungkap MCA & eks Saracen sebarkan hoaks penganiayaan ulama
Polisi tangkap satu 'orang penting' di MCA Family
Mengapa orang mau direkrut masuk jaringan penyebar hoax ?
Ada campur tangan eks anggota Saracen di balik isu penyerangan tokoh agama