Fadli Zon sebut Indonesia butuh presiden seperti Duterte untuk perangi narkoba
Dalam pandangannya, ketegasan pemimpin seperti Duterte telah menyelamatkan rakyatnya dari jeratan narkoba meski akan mendapatkan sorotan karena dianggap melanggar HAM.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk memerangi peredaran narkoba. Pandangan ini menyusul masuknya narkoba berton-ton ke wilayah Indonesia.
Terbaru, tim gabungan Polri-Bea cukai berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sabu seberat 1,6 ton yang diangkut dari Taiwan dengan kapal berbendera Singapura di Perairan Batam, Kepulauan Riau.
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
-
Siapa saja yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Polisi mengatakan, penangkapan ini dilakukan polisi karena adanya laporan dari masyarakat terhadap pihaknya. Polisi telah menangkap Aktor senior Epy Kusnandar (EK) atau yang akrab disapa Kang Mus dalam sinetron ‘Preman Pensiun’. Penangkapan ini dilakukan diduga terkait penyalahgunaan narkotika. Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Panjiyoga mengatakan, tak hanya menangkap Kang Mus. Polisi juga menangkap satu orang lainnya yakni Yogi Gamblez (YG) yang bermain di film 'Serigala Terakhir'.
-
Kenapa polisi dipecat karena narkoba? Jadi personel yang kita PTDH itu mayoritas kasus disersi. Ada juga kasus narkoba dua personel yang sudah kita sidangkan, " tuturnya.
-
Siapa yang baru ditangkap dalam kasus narkoba? Sosok suami Irish Bella kembali tertangkap dalam kasus narkoba, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
-
Apa yang terjadi jika seseorang kecanduan narkoba? Bukan hanya itu, narkoba bisa menimbulkan ketergantungan atau adiksi alias kecanduan yang berujung mengancam nyawa penggunanya.
"Negara mereka dari narkoba, mereka banyak lari ke Indonesia. Jadi kita memerlukan seorang Duterte," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/2).
Dalam pandangannya, ketegasan pemimpin seperti Duterte telah menyelamatkan rakyatnya dari jeratan narkoba meski akan mendapatkan sorotan karena dianggap melanggar HAM.
"Tapi ketegasan Duterte itu menurut saya berhasil menyelamatkan jutaan anak muda di Filipina. Karena itu Duterte sangat disayangi masyarakatnya," tegasnya.
Pemerintah diminta mengambil tindakan lebih tegas untuk memutus mata rantai peredaran narkoba ke Indonesia. Sebab, kata Fadli, narkoba merupakan kejahatan luar biasa. Fadli menyarankan pemerintah meniru aksi Duterte dalam memerangi narkoba.
"Perang melawan narkoba jangan hanya dimulut saja. Jangan hanya di kata-kata. Tidak ada tindakannya. Tiru lah apa yang dilakukan Duterte, kalau perlu dipinjam itu Duterte tiga bulan, saya kira selesai ini masalah narkoba," tegasnya.
Fadli setuju jika para bandar dan jaringan besar narkoba di Indonesia dihukum mati. Terpenting, pemerintah dan aparat penegak hukum harus menyelamatkan para korban narkoba.
"Ya kalau memang bandar dan mereka sudah divonis mati ya harusnya dieksekusi saja. Gitu. Tapi kita juga harus berbuat adil, jangan sampai mereka yang bukan bandar, mereka yang korban (dieksekusi)," tandasnya.
Belum lama ini tepatnya pada Selasa (20/2), Polri bersama Bea Cukai mengungkap kapal Taiwan berbendera Singapura yang menyelundupkan 1,6 ton narkotika jenis sabu di perairan Batam, Kepulauan Riau.
Polisi mengamankan empat WNA dalam penangkapan tersebut. Mereka adalah Tan Mai (69), Tan Yi (33), Tan Hui (43) yang merupakan nahkoda Kapal dan Liu Yin Hua (63).
Saat ini, empat tersangka telah ditahan di Kantor Dit Tipid Narkoba Bareskrim Polri guna proses penyidikan. Penyidik ingin berkas penyidikan segera rampung.
Baca juga:
Bongkar penyelundupan narkoba jadi momentum modernisasi alutsista
Polri belum temukan narkoba dari kapal asing Win Long
Berantas narkoba, polisi fokuskan kapal laut dari China & Taiwan
Polisi endus penyelundupan sabu 1,6 ton asal Taiwan melibatkan WNI
9 Truk angkut muatan dari kapal Win Long, tim gabungan belum temukan sabu