Fahira Idris minta EO bikin party bikini usai UN dipidana
"Kelakuan mereka benar-benar tidak bisa dimaafkan, mencatut nama sekolah untuk menjebak anak-anak kita," kata Fahira.
Walau sudah dibatalkan, acara pesta bikini bertema 'Splash After Class' untuk merayakan berakhirnya Ujian Nasional (UN) yang direncanakan digelar pada 25 April 2015 di salah satu hotel di Jakarta harus ditindaklanjuti agar ke depan tidak ada lagi oknum-oknum yang berani mengadakan kegiatana serupa. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah mempidanakan Event Organizer (EO) atau penyelenggara kegiatan ini karena telah mencatut nama sekolah sebagai pendukung acara perusak generasi muda ini.
Wakil Ketua Komite III DPD yang membidangi persoalan pendidikan, Fahira Idris, mengaku geram dan tidak habis pikir melihat masih ada saja oknum-oknum yang tidak punya hati dan pikiran sehingga tega merusak generasi muda Indonesia. Bahkan dengan menghalalkan segala cara untuk mereguk keuntungan pribadi yaitu mencatut beberapa nama sekolah dengan harapan banyak siswa yang membeli tiket dan mengikut acara ini.
"Saya minta sekolah-sekolah yang namanya dicatut, laporkan EO yang bernama Divine Production itu ke polisi atas pencemaran nama baik. Kelakukan mereka benar-benar tidak bisa dimaafkan, mencatut nama sekolah untuk menjebak anak-anak kita agar ikut acara yang bahaya ini. Pokoknya, orang-orang seperti ini harus diberi sanksi hukum tegas," kata Fahira, Senator Asal Jakarta ini dalam keterangannya kepada merdeka.com, Jumat (24/4).
Menurut Fahira, apa yang dilakukan pihak penyelenggara bikini party sudah memenuhi unsur pencemaran nama baik karena sekolah-sekolah yang namanya dicatut telah diserang kehormatannya, direndahkan martabatnya, sehingga namanya menjadi tercela di depan umum. Terlebih lagi, informasi ini disebar di media sosial sehingga pasal yang dikenakan bisa berlapis.
"Menurut KUHP, unsur pencemaran nama baik sudah terpenuhi. Karena informasi ini juga disebar di media sosial maka pelaku juga harus dijerat dengan UU ITE dengan ancaman pidana enam tahun. Kalau memang nanti terbukti bersalah, izin EO-nya juga harus dicabut," jelas Fahira.
Fahira mensinyalir, fenomena pool party dengan dress code bikini yang menyasar anak-anak SMA selepas UN, bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lain di Indonesia. Para remaja yang masih dalam proses pencarian jati diri memang menjadi sasaran empuk oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampak kerusakan dari acara yang mereka buat.
"Anak-anak kita ini jadi korban. Biang masalah yang merusak remaja kita ini, orang-orang dewasa yang di otaknya hanya bagaimana memanfaatkan momentum untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan rasa ingin tahu remaja kita yang begitu besar. Orang-orang seperti yang harus diberantas, dan ini momentumnya," geram Ketua Yayasan Anak Bangsa Berdaya dan Mandiri (Abadi) ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, di media sosial tersebar undangan acara pesta bikini bertema "Splash After Class". Dalam undangan tersebut tercantum jenis pakaian yang digunakan peserta adalah bikini summer dress. Acara akan diselenggarakan pada 25 April 2015 di The Media Hotel & Towers di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta. Penyelenggara mengklaim bahwa acara tersebut didukung beberapa sekolah di Ibu Kota, di antaranya SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMA 14 Jakarta, SMA 38 Jakarta, SMA 50 Jakarta, SMA 24 Jakarta, SMK Musik BSD, SMA 109 Jakarta, SMA 53 Jakarta, SMA Muhammadiyah Rawamangun, SMA 44 Jakarta, SMA Alkamal, SMA 29 Jakarta, SMA 26 Jakarta, dan SMA 31 Jakarta.
Baca juga:
Anak SMA sudah mau ikut-ikutan pesta bikini, salah siapa?
Polri gandeng Kemenkominfo telusuri undangan pool party di Youtube
Panitia pool party siswa lulus UN minta maaf dan batalkan acara
Panitia bantah bikini jadi kostum pool party siswa lulus UN
Djarot soal pesta bikini: Mending perpisahan digelar di panti asuhan
-
Kapan mumi gadis remaja tersebut ditemukan? Remaja ini, yang diduga berusia 14 hingga 17 tahun saat meninggal, ditemukan pertama kali di pemakaman El Bagawat di Kharga Oasis, Mesir pada tahun 1908.
-
Siapa yang melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan? Pada Selasa (23/7), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Bangkalan, Pinky Hidayati, melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan.
-
Apa yang terjadi pada remaja tersebut? Seorang remaja asal California menjadi fokus penelitian medis terbaru setelah koin logam terjebak secara tegak di antara pita suaranya seperti yang terjadi pada mesin slot.
-
Bagaimana cara Banyuwangi menekan angka anak putus sekolah dari SMP ke SMA? Namun, menurut Suratno, memang masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni masih ada siswa yang tidak melanjutkan sekolah, terutama dari jenjang SMP ke SMA. "Dari semua itu memang yang paling banyak peralihan jenjang dari SMP ke SMA. Meski sesuai Undang Undang Pemerintah Daerah bukan wilayah kami, kami terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jatim cabang Banyuwangi untuk memberikan intervensi-intervensi pada anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah," jelas Suratno.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Bagaimana Anggika Bolsterli mengembangkan bakat seninya sejak SMA? Sejak SMA, darah seni dalam dirinya kian berkembang, Anggika Bolsterli diketahui sering mengikuti pentas teater saat SMA.