Mumi Gadis Mesir Kuno Ini Meninggal Saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggulnya
Hasil analisis mengungkap, remaja tersebut sedang melahirkan bayi kembar ketika meninggal.
Mumi Gadis Mesir Kuno Ini Meninggal Saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggulnya
Sebuah penelitian terbaru menganalisis mumi seorang gadis remaja di Mesir kuno yang meninggal saat melahirkan. Hasil analisis mengungkap, remaja tersebut sedang melahirkan bayi kembar ketika meninggal, karena kepala bayi pertama terjebak di jalur lahir, menyebabkan kematian ibu beserta kedua bayi.
Sumber: IFL Science
-
Bagaimana posisi bayi ketika Mumi perempuan tersebut melahirkan? Diperkirakan, hasil mengerikan ini disebabkan oleh kelahiran dalam posisi sungsang atau kaki terlebih dahulu.
-
Apa penyebab kematian Mumi perempuan tersebut? Para peneliti menyimpulkan bahwa kepala bayi yang terperangkap di saluran lahir karena presentasi sungsang janin selama kelahiran adalah penyebab kematian gadis remaja tersebut.
-
Mengapa bayi kedua berada di rongga dada Mumi perempuan tersebut? Hal ini menyebabkan pengawet tidak mengeluarkan bayi kedua sebelum proses pengawetan mumi dilakukan, yang kemudian membuat janin berpindah dari rahim ke rongga dada saat larutnya diafragma mumi.
-
Siapa yang melahirkan bayi? Hari ini, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri telah melahirkan bayi kedua berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Di mana makam bayi perempuan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di wilayah Liguria, Italia, dan telah diungkapkan dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
Remaja ini, yang diduga berusia 14 hingga 17 tahun saat meninggal, ditemukan pertama kali di pemakaman El Bagawat di Kharga Oasis, Mesir pada tahun 1908. Studi baru menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) untuk menentukan penyebab kematian. Pemindaian menunjukkan adanya fetus kedua di dalam rongga dada perempuan tersebut, menandakan kehamilan kembar.
Penelitian ini juga menemukan bahwa bayi yang terjepit di antara kaki perempuan itu terputus kepalanya. Pemeriksaan lebih lanjut mengindikasikan bahwa kepala bayi tersebut masih tertinggal di panggul ibu, mengarah pada dugaan kepala bayi putus selama proses persalinan.
Penyebab yang paling mungkin adalah bayi lahir dalam posisi sungsang, di mana kepala bayi sulit melewati saluran lahir.
"Penyebab kematian adalah terperangkapnya kepala bayi di saluran lahir karena presentasi sungsang janin selama persalinan," tulis para peneliti.
Foto: Andrea Izzotti/Shutterstock.com
Adapun janin kedua, para peneliti menduga bahwa pembalsem mungkin tidak menyadari bahwa wanita itu mengandung anak kembar dan karena itu gagal mengeluarkannya dari tubuhnya sebelum proses mumifikasi. Saat diafragma mumi larut, janin yang belum lahir mungkin telah bergerak naik dari rahim ke rongga dada.
"Pemeriksaan ibu dan anak-anaknya saat lahir ini menegaskan kembali betapa berbahayanya kehamilan, persalinan, dan persalinan, terutama selama periode waktu ini," tulis peneliti.
Secara khusus, kelahiran kembar dipandang sangat tidak diinginkan di Mesir kuno dan sering dijaga dengan mantra dan jampi-jampi.
Salah satu mantra yang ditemukan pada papirus kuno yang dikenal sebagai Oracular Amuletic Decree menyoroti ketakutan akan pasangan ini, yang menyatakan bahwa "kita harus menjaganya aman dari kelahiran Horus, dari kelahiran yang tidak teratur dan dari melahirkan anak kembar."