Waspadai Risiko yang Bisa Muncul pada Kehamilan Anak Kembar
Pada saat seseorang hamil anak kembar, terdapat beberapa risiko yang bisa mengancam kondisinya.

Pada saat seseorang hamil anak kembar, terdapat beberapa risiko yang bisa mengancam kondisinya.

Waspadai Risiko yang Bisa Muncul pada Kehamilan Anak Kembar
Kehamilan anak kembar memang sering kali dianggap sebagai anugerah ganda bagi banyak pasangan, namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kehamilan kembar juga membawa risiko kesehatan yang lebih besar bagi ibu dan bayi.
Dr. Med. Damar Prasmusinto, SpOG, Subsp.K.Fm, dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai risiko yang bisa muncul selama kehamilan kembar.
Menurut Dr. Damar, kehamilan kembar dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang tidak nyaman bagi ibu, terutama pada trimester pertama. Ibu yang mengandung bayi kembar lebih rentan mengalami mual berlebihan, lemas, mudah lelah, hingga tidak mampu beraktivitas dengan normal.

“Sangat banyak konsekuensi dan risiko yang dapat terjadi pada ibu dan anaknya, pada mereka yang mengandung hamil kembar,” kata Dr. Damar dilansir dari Antara.
Salah satu risiko serius yang perlu diwaspadai adalah preeklamsia, kondisi di mana tekanan darah ibu meningkat sangat tinggi dan dapat menyebabkan kejang hingga kematian. Oleh karena itu, dokter biasanya akan membuat jadwal kontrol yang lebih sering untuk ibu hamil kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
“Kalau pada kehamilan tunggal kontrol bulan depan, mungkin ini minggu depan harus kontrol,” ujar Dr. Damar.
Risiko pada Bayi
Kehamilan kembar juga meningkatkan risiko terhadap bayi dalam kandungan. Salah satu risiko utama adalah ketuban pecah dini karena rahim harus menampung beban yang lebih besar.
Ketuban yang pecah sebelum waktunya berisiko menyebabkan bayi lahir prematur, yang bisa membawa dampak buruk seperti gangguan pernapasan akibat paru-paru yang belum berkembang sempurna serta gangguan pertumbuhan lainnya.
“Kalau misalnya bayi berusia delapan bulan, satu bayi beratnya itu dua kilo, berarti kalau ada dua bayi perut ibu harus menahan sebesar empat kilo,” jelas Dr. Damar.
Risiko lain yang dihadapi bayi kembar adalah cerebral palsy, kondisi yang dapat mengganggu kemampuan motorik bayi. Selain itu, kedua bayi dalam kandungan bisa saling berebut nutrisi, sehingga salah satu atau kedua bayi bisa mengalami kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat.

“Pertumbuhan bayi satunya kalau kurang gizi bisa kecil, bisa meninggal, tapi di sisi lain kalau kelebihan makanan itu bahaya juga,” ucap Dr. Damar.
Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, Dr. Damar menyarankan agar ibu hamil kembar memperbanyak asupan makanan sehat yang kaya akan protein hewani, karbohidrat, dan mineral. Asupan nutrisi yang cukup penting untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kedua bayi dalam kandungan.
Selain itu, sangat penting bagi ibu hamil kembar untuk rutin melakukan kontrol kehamilan di fasilitas kesehatan. Dengan melakukan kontrol secara teratur, perkembangan janin dapat dipantau dengan baik dan setiap keluhan yang muncul dapat segera ditangani.
Dr. Damar juga menyarankan ibu hamil kembar untuk berkonsultasi dengan dokter fetomaternal jika ada keluhan atau masalah selama kehamilan.
“Segera bertemu dengan dokter fetomaternal guna mendapatkan saran yang lebih tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan,” tuturnya.
