Bahaya Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil, Ketahui Risikonya
Tekanan darah tingi dapat menempatkan ibu dan bayi pada risiko kesehatan selama kehamilan.
Tekanan darah tingi dapat menempatkan ibu dan bayi pada risiko kesehatan selama kehamilan. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan masalah selama dan setelah persalinan.
Bahaya Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil, Ketahui Risikonya
Tekanan darah tinggi selama kehamilan memiliki potensi risiko yang membahayakan. Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan perlu pemantauan ketat dari dokter. Pada sebagian wanita, tekanan darah tinggi dimulai sebelum masa kehamilan. Namun pada yang lain, tekanan darah tinggi baru muncul dan berkembang selama masa kehamilan.
Tekanan darah tinggi saat hamil memiliki bahaya yang penting disadari. Edukasi diri mengenai masalah ini sangatlah penting, terutama jika Anda tengah berencana untuk hamil, atau sedang hamil.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah bahaya tekanan darah tinggi saat hamil yang wajib diketahui.
-
Siapa yang berisiko terkena tekanan darah tinggi saat hamil? Penelitian menunjukkan tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan lebih sering terjadi pada wanita yang hamil di usia tua.
-
Apa yang menyebabkan tekanan darah tinggi saat hamil? Hipertensi selama kehamilan bukan hanya meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi yang belum lahir.
-
Kenapa penting menurunkan tekanan darah tinggi saat hamil? Hipertensi selama kehamilan bukan hanya meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi yang belum lahir.
-
Kenapa kolesterol tinggi berbahaya bagi ibu hamil? Kolesterol tinggi selama kehamilan bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan bagi ibu dan janin.
-
Mengapa tekanan darah tinggi berbahaya? Kondisi hipertensi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan berbagai komplikasi serius lainnya.
Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil
Tekanan darah tinggi terkait kehamilan biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan dan berakhir segera setelah bayi lahir. Kondisi ini terjadi pada sekitar 6% hingga 8% kehamilan, mengutip clevelandclinic.org.
Tekanan darah tinggi selama kehamilan umumnya disebut sebagai hipertensi gestasional atau hipertensi akibat kehamilan. Hipertensi gestasional berbeda dengan jenis hipertensi lainnya, karena dimulai pada paruh kedua kehamilan dan hilang setelah melahirkan. Tekanan darah tinggi mungkin tidak menimbulkan gejala yang terlihat, jadi penting bagi Anda untuk selalu memeriksakan diri ke dokter karena hal ini dapat menyebabkan komplikasi.
Tekanan darah tinggi selama kehamilan memengaruhi tubuh secara berbeda dibandingkan pada orang yang tidak hamil. Jantung bekerja lebih keras selama kehamilan karena harus memompa lebih banyak darah. Hal ini memberi tekanan ekstra pada tubuh. Tekanan darah tinggi juga dapat memengaruhi perkembangan dan fungsi plasenta. Artinya, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya untuk tumbuh dengan kecepatan normal. Ibu dan bayi berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi sebelum persalinan, selama persalinan, dan setelah melahirkan jika si ibu memiliki tekanan darah tinggi.Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil
Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan jika memiliki beberapa faktor risiko di bawah ini:
1. Berusia di bawah 20 tahun atau di atas usia 40 tahun. 2. Pernah mengalami hipertensi gestasional atau preeklampsia selama kehamilan sebelumnya. 3. Memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi gestasional. 4. Menderita diabetes atau diabetes gestasional. 5. Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti lupus. 6. Memiliki penyakit ginjal. 7. Hamil kembar.
Bahaya Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah bagi Anda dan bayi selama kehamilan. Bahaya tekanan darah tinggi saat hamil:
1. Preeklampsia. Kondisi ini terjadi ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan beberapa organnya, seperti ginjal dan hati, tidak berfungsi dengan baik. Tanda dan gejala preeklampsia termasuk adanya protein dalam urin, perubahan penglihatan dan sakit kepala parah. Preeklampsia bisa menjadi kondisi medis yang serius. Bahkan jika Anda mengalami preeklampsia ringan, Anda memerlukan perawatan untuk memastikannya tidak bertambah parah. Tanpa pengobatan, preeklampsia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kerusakan ginjal, hati, dan otak.
2. Diabetes gestasional. Ini adalah jenis diabetes yang hanya dialami oleh ibu hamil. Ini adalah kondisi di mana tubuh ibu memiliki terlalu banyak gula. Kebanyakan wanita mendapatkan tes diabetes gestasional pada usia kehamilan 24 hingga 28 minggu. 3. Serangan jantung (juga disebut infark miokard). 4. Gagal ginjal. Ini adalah kondisi serius yang terjadi ketika ginjal tidak bekerja dengan baik dan membiarkan limbah menumpuk di dalam tubuh.
5. Solusio plasenta. Ini adalah kondisi serius di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum lahir. Jika ini terjadi, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi di dalam kandungan. Ibu juga mungkin mengalami pendarahan serius dari vagina. 6. Perdarahan postpartum (juga disebut PPH). Ini adalah saat di mana ibu mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan. Meski merupakan kondisi serius, namun PPH jarang terjadi. Apabila terjadi, PPH akan dimulai 1 hari setelah melahirkan, tetapi bisa juga terjadi hingga 12 minggu setelah melahirkan.
7. Edema paru. Kondisi ini adalah saat cairan mengisi paru-paru dan menyebabkan sesak napas. 8. Stroke. Bahaya tekanan darah tinggi saat hamil yang satu ini terjadi saat aliran darah ke otak berhenti. Stroke dapat terjadi jika gumpalan darah menyumbat pembuluh yang membawa darah ke otak atau saat pembuluh darah di otak pecah. 9. Kematian terkait kehamilan. Ini adalah kondisi saat ibu meninggal selama kehamilan atau dalam 1 tahun setelah akhir kehamilannya karena masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan.
Jika ibu diketahui memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan, dokter akan menyarankan untuk melahirkan secara caesar.
Jika bahaya tekanan darah tinggi saat hamil yang dipaparkan sebelumnya adalah bahaya yang mengancam si ibu, di bawah ini adalah bahaya tekanan darah tinggi saat hamil yang dapat memengaruhi bayi:
1. Lahir prematur. Bayi dapat lahir prematur atau sebelum usia kehamilan 37 minggu apabila ibu memiliki tekanan darah yang tinggi. Bahkan dengan pengobatan, ibu hamil dengan tekanan darah tinggi atau preeklamsia perlu melahirkan lebih awal untuk menghindari masalah kesehatan yang serius. 2. Pembatasan pertumbuhan janin. Tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di tali pusat. Tali pusat menghubungkan bayi ke plasenta, dan membawa makanan serta oksigen dari plasenta ke bayi. Jika ibu memiliki tekanan darah tinggi, bayi tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, membuatnya tumbuh lambat.
3. Berat lahir rendah. Ini adalah kondisi saat bayi lahir dengan berat kurang dari 5 pon, 8 ons akibat kondisi ibu yang mengalami tekanan darah tinggi. 4. Kematian janin. Tekanan darah tinggi pada ibu juga dapat membuat bayi meninggal secara spontan di dalam rahim, setiap saat selama masa kehamilan. 5. Kematian neonatus. Kondisi ini adalah saat bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya.