Cara Menurunkan Darah Tinggi saat Hamil, Cegah Gangguan pada Janin
Hipertensi selama kehamilan bukan hanya meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan janin.
Kehamilan adalah momen krusial yang penuh tantangan. Oleh karena itu cara menurunkan darah tinggi saat hamil penting untuk diketahui.
Cara Menurunkan Darah Tinggi saat Hamil, Cegah Gangguan pada Janin
Kehamilan adalah perjalanan yang penuh keajaiban, namun bagi beberapa ibu, ini juga bisa menjadi waktu yang penuh tantangan, terutama ketika dihadapkan pada masalah kesehatan seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi.
-
Apa bahaya tekanan darah tinggi bagi ibu hamil? Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah bagi Anda dan bayi selama kehamilan.
-
Mengapa tekanan darah tinggi berbahaya untuk ibu hamil? Jantung bekerja lebih keras selama kehamilan karena harus memompa lebih banyak darah. Hal ini memberi tekanan ekstra pada tubuh.
-
Bagaimana cara menurunkan darah tinggi? Batasi garam dan makan lebih banyak potasium Natrium yang berlebihan meningkatkan tekanan darah. Makan lebih banyak serat dan lebih banyak lemak nabati yang sehat: Makanan seperti oatmeal dan kacang-kacangan kaya akan serat. Olahraga: Berolahraga sedang selama dua jam 30 menit setiap minggu dapat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah Anda, menurut CDC.
-
Bagaimana cara menurunkan kolesterol bagi ibu hamil? Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya konsumsi makanan sehat. Dalam hal ini, terdapat beberapa makanan penurun kolesterol untuk ibu hamil yang baik dikonsumsi. Mulai dari oat, polong-polongan, brokoli, hingga ikan tinggi lemak.
-
Bagaimana tekanan darah tinggi mempengaruhi bayi dalam kandungan? Tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di tali pusat. Tali pusat menghubungkan bayi ke plasenta, dan membawa makanan serta oksigen dari plasenta ke bayi. Jika ibu memiliki tekanan darah tinggi, bayi tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, membuatnya tumbuh lambat.
-
Bagaimana cara menurunkan tekanan darah tinggi ? Cara menurunkannya bisa dengan dua cara, pertama menerapkan intervensi gaya hidup seperti mengurangi garam dan gula, hingga melakukan aktivitas fisik. Kalau sudah tidak bisa terkontrol juga, maka harus dengan obat-obatan, obat-obatan itu diminum terus-menerus untuk menurunkan tekanan darah sampai batasnya normal 140 per 90,' jelas Prima beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang cara menurunkan darah tinggi saat hamil yang akan berguna, khususnya bagi Anda yang berisiko tinggi mengalami darah tinggi.
Minum Obat-obatan
Mengontrol tekanan darah selama kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti preeklampsia. Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat-obatan penurun tekanan darah yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan.
Penting untuk tidak mengonsumsi obat apa pun tanpa resep dokter, dan pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan dengan hati-hati.
Selalu konsultasikan dengan dokter Anda tentang obat apa pun yang Anda konsumsi, termasuk vitamin, suplemen, atau herbal, untuk memastikan tidak ada interaksi yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda atau bayi.
Pantau Tekanan Darah di Rumah
Memantau tekanan darah Anda secara rutin di rumah dapat membantu Anda dan dokter Anda dalam mengidentifikasi perubahan tekanan darah dan mengambil tindakan secepatnya jika diperlukan. Gunakan tensimeter yang akurat dan catat pembacaannya untuk dibagikan dengan dokter Anda.
Ini juga membantu Anda menjadi lebih sadar akan kondisi kesehatan Anda dan bagaimana gaya hidup Anda dapat mempengaruhi tekanan darah Anda.
Mengonsumsi Buah dan Sayur
Makanan yang kaya akan nutrisi, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu menurunkan tekanan darah. Diet yang seimbang dengan banyak serat, vitamin, dan mineral, khususnya potasium, dapat membantu mengatur tekanan darah. Hindari makanan yang tinggi garam dan lemak jenuh, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Mengurangi Asupan Garam
Garam dapat menyebabkan tubuh menahan air, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Cobalah untuk mengurangi asupan garam dengan tidak menambahkan garam tambahan ke makanan Anda dan menghindari makanan olahan yang biasanya tinggi natrium.
Hindari Makanan dan Minuman Instan
Makanan dan minuman instan sering kali mengandung tingkat natrium yang tinggi serta bahan pengawet dan aditif yang tidak sehat. Memilih makanan segar dan memasak di rumah dapat membantu Anda mengontrol kandungan garam dan nutrisi lainnya dalam diet Anda.
Mengonsumsi Omega-3
Asam lemak omega-3, yang ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon dan makarel, serta dalam bentuk suplemen, dapat membantu menurunkan tekanan darah. Omega-3 membantu meningkatkan kesehatan jantung dan dapat memiliki efek positif pada tekanan darah.
Menjaga Kenaikan Berat Badan
Menjaga kenaikan berat badan Anda dalam batas yang sehat selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Bicarakan dengan dokter Anda tentang berapa banyak berat badan yang sehat untuk Anda naikkan selama kehamilan berdasarkan berat badan awal dan kondisi kesehatan Anda.
Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik yang teratur dan sesuai dengan kondisi kehamilan Anda dapat membantu menurunkan tekanan darah. Olahraga seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga prenatal dapat menjadi pilihan yang baik. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter Anda sebelum memulai atau mengubah rutinitas olahraga Anda.
Bahaya Darah Tinggi saat Hamil
Aliran Darah ke Plasenta Berkurang:Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, janin mungkin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini dapat membuat pertumbuhan janin melambat, menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah, atau bahkan menyebabkan kelahiran prematur. Bayi yang lahir lebih awal berisiko tinggi mengalami gangguan napas dan komplikasi lain.
Plasenta Lepas (Abrupsio Plasenta):
Pada kondisi ini, plasenta terpisah dari dinding dalam uterus sebelum persalinan. Plasenta lepas bisa terjadi karena preeklampsia dan hipertensi. Plasenta lepas menyebabkan perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu dan bayi.
Pertumbuhan Janin Terganggu:
Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pertumbuhan janin melambat. Kekurangan oksigen dan nutrisi akibat hipertensi mengganggu perkembangan janin.
Kerusakan Organ:
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Risiko penyakit kardiovaskular di masa depan juga meningkat setelah mengalami preeklampsia.
Persalinan Prematur:
Terkadang, persalinan lebih awal diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam nyawa akibat tekanan darah tinggi.
Penyakit Jantung di Masa Depan:
Menderita preeklampsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah di masa depan. Risiko lebih besar dialami oleh ibu hamil yang mengalami preeklampsia lebih dari sekali.
Gejala Darah Tinggi saat Hamil
Gejala darah tinggi saat hamil, yang juga dikenal sebagai hipertensi gestasional, dapat bervariasi pada setiap individu. Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin dialami:
- Tekanan darah tinggi yang terdeteksi saat usia kehamilan di atas 20 minggu tanpa adanya protein dalam urine (proteinuria).
- Sakit kepala yang mungkin dirasakan sebagai sakit kepala parah atau berulang.
- Pusing dan rasa tidak stabil yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
- Edema, yaitu pembengkakan, terutama di kaki dan tangan.
- Kenaikan berat badan secara tidak wajar atau drastis.
- Penglihatan kabur atau buram, yang bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih serius.
- Mual dan muntah yang berlebihan, tidak seperti yang biasa terjadi pada trimester pertama kehamilan.
- Nyeri di bagian kanan atas perut, yang bisa menunjukkan adanya masalah dengan hati.
- Buang air kecil yang semakin sedikit, menandakan kemungkinan adanya masalah dengan ginjal.
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama jika gejala tersebut muncul secara tiba-tiba atau memburuk. Dokter akan dapat memberikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan Anda dan bayi.