Ini Penyebab Mengapa Bayi yang Lahir Prematur Sering Mengalami Masalah Pernapasan
Bayi yang lahir prematur, yaitu di bawah 28 minggu, sering mengalami berbagai masalah, terutama terkait dengan gangguan pernapasan.
Bayi prematur sering kali menghadapi sejumlah tantangan dalam proses perkembangannya. Salah satu isu kesehatan yang paling umum terjadi pada bayi yang sangat prematur adalah gangguan pada sistem pernapasan. "Bayi yang lahir dengan berat di bawah satu kilogram atau yang tergolong sangat prematur, yaitu di bawah 28 minggu, sering kali mengalami berbagai masalah. Masalah utama yang paling sering terjadi adalah pernapasan," ungkap dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Adhi Teguh Perma Iskandar, dalam acara media untuk memperingati Hari Prematur Sedunia di RSIA Bunda Jakarta, Rabu (20/11/2024). "Bayi-bayi ini sering mengalami kesulitan bernapas yang memerlukan bantuan alat pernapasan," tambahnya.
Namun, apa yang menyebabkan banyak bayi prematur mengalami masalah pernapasan? Menurut Adhi, paru-paru bayi prematur secara teori belum sepenuhnya siap untuk berfungsi. "Secara teori, paru-paru bayi-bayi ini belum siap. Mereka kesulitan untuk mengembang karena unit terkecil dari pertukaran gasnya masih sangat sedikit. Oleh karena itu, sekitar 90 persen bayi dengan berat lahir di bawah satu kilogram kemungkinan besar akan mengalami kesulitan bernapas," jelas Adhi. Sayangnya, masalah yang dihadapi oleh bayi prematur tidak berhenti di situ. Ada berbagai masalah serius lainnya yang memerlukan penanganan yang menyeluruh.
-
Kenapa bayi prematur butuh perhatian khusus? Bayi prematur cenderung memiliki berat badan lahir yang lebih rendah, sehingga mereka memerlukan perawatan khusus, terutama dalam hal nutrisi.
-
Kenapa kelahiran prematur berulang bisa membahayakan bayi? Kelahiran prematur berulang bisa menimbulkan berbagai komplikasi bagi bayi, seperti gangguan pernapasan, masalah pencernaan, atau perkembangan otak yang terhambat.
-
Bagaimana polusi udara bisa sebabkan kelahiran prematur? Polusi udara dapat menyebabkan peradangan dalam rahim yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur, asma, atau autisme pada bayi.
-
Apa itu Apnea Prematuritas pada bayi? Apnea prematuritas mengacu pada pernapasan yang melambat atau berhenti karena sebab apa pun. Kondisi tersebut mengacu pada jeda pernapasan pada bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau kelahiran prematur.
-
Kenapa bayi prematur memiliki badan lembek? Prematur atau Berat Badan Lahir Rendah: Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah mungkin memiliki otot yang lebih lembek.
-
Mengapa Apnea Prematuritas terjadi? Sebagian besar bayi prematur memiliki derajat apnea tertentu karena area otak yang mengontrol pernapasan masih berkembang.
Masalah Kesehatan Lain yang Rentan Dialami Bayi Prematur
Selain mengalami gangguan pada saluran pernapasan, bayi prematur juga menghadapi berbagai masalah lain, seperti kesulitan dalam kemampuan makan dan komplikasi lainnya. "Permasalahan enggak sampai di situ biasanya, permasalahan selanjutnya adalah, apakah tekanan darahnya bisa stabil, apakah nanti bayi ini bisa minum, apakah bayi ini terserang infeksi atau tidak karena daya imunitasnya enggak bagus," jelas Adhi.
Selain itu, bayi prematur dapat mengalami komplikasi yang berhubungan dengan berbagai organ, termasuk otak, mata, dan telinga. "Belum lagi komplikasi-komplikasi lain seperti perdarahan otak, kebutaan, kelainan bawaan yang harus kita deteksi sedini mungkin. Kemudian pengeroposan tulang, pendengaran, banyak. Ya semua organ," tambahnya.
Kondisi Ibu Mempengaruhi Kesehatan Bayi Prematur
Adhi menjelaskan bahwa kondisi ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi berbagai komplikasi dan masalah yang mungkin dihadapi oleh bayi. "Selain berat lahir dan usia gestasi (periode antara pembuahan hingga persalinan), yang memengaruhi kemungkinan besar komplikasi di atas adalah juga bagaimana ibu selama kehamilannya konsultasi antenatal dengan teratur pada dokter kandungan," ungkapnya. Dokter kandungan memiliki peran penting dalam mempersiapkan kelahiran bayi agar berjalan dengan baik. Biasanya, mereka memberikan arahan mengenai nutrisi yang tepat, melakukan injeksi pematangan paru, serta menjaga ibu agar terhindar dari infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
Adhi menambahkan, "Belum lagi memerhatikan status gizi ibu, status nutrisi ibu, komplikasi ibu selama hamil seperti hipertensi, diabetes melitus, itu juga memengaruhi persalinan prematur." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap kesehatan ibu selama masa kehamilan. Dengan melakukan konsultasi secara rutin dan mengikuti rekomendasi dokter, diharapkan risiko komplikasi saat melahirkan bisa diminimalisir. Oleh karena itu, peran aktif ibu dalam menjaga kesehatan selama kehamilan sangatlah krusial untuk memastikan bayi lahir dengan selamat dan sehat.
Tingkat Persalinan Prematur di Indonesia
Pendidikan mengenai bayi prematur disampaikan dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 November. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya penanganan yang menyeluruh bagi bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sayangnya, angka kelahiran prematur di Indonesia masih tergolong tinggi, mencapai 657.700 kasus dari sekitar 4,5 juta kelahiran setiap tahunnya. Hal ini menempatkan Indonesia di posisi kelima sebagai negara dengan tingkat persalinan prematur tertinggi di dunia.
Menurut dr. I.G.A.N. Partiwi, seorang dokter spesialis anak dari RSIA Bunda Jakarta, bayi prematur memiliki risiko kesehatan yang lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, mereka memerlukan perawatan medis yang lebih intensif dan terarah. "Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan," ungkap dokter yang akrab disapa Tiwi dalam kesempatan tersebut.
Lebih lanjut, ia menambahkan, "Setiap tahap dalam perkembangan bayi prematur, dari perawatan di NICU (Neonatology Intensive Care Unit) hingga pemantauan tumbuh kembang, harus dilakukan dengan pendekatan medis yang cermat dan multidisipliner untuk memastikan mereka dapat tumbuh dengan optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang." Dengan demikian, perhatian yang lebih besar terhadap penanganan bayi prematur sangat diperlukan agar mereka dapat mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.