Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir yang Umum Terjadi
Bayi baru lahir rentan terkena gangguan pernapasan sebab masih beradaptasi terhadap lingkungan di luar rahim.
Bayi baru lahir rentan terkena gangguan pernapasan sebab masih beradaptasi terhadap lingkungan di luar rahim.
Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir yang Umum Terjadi
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir adalah masalah medis yang umum terjadi dan dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orangtua serta petugas kesehatan. Terutama bayi yang lahir prematur adalah yang paling rentan terhadap berbagai gangguan pernapasan.Bayi yang baru lahir masih dalam proses adaptasi terhadap lingkungan di luar rahim ibu, dan sistem pernapasannya masih belum sepenuhnya berkembang.
Gangguan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kelainan bawaan hingga kondisi medis yang mempengaruhi saluran pernapasan, paru-paru, atau sistem kardiovaskular.
Berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai apa saja jenis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang umum terjadi, yang penting untuk Anda pelajari. Dilansir dari Liputan 6, ini dia selengkapnya.
Jenis Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir
1. Apnea PrematuritasApnea prematuritas mengacu pada pernapasan yang melambat atau berhenti karena sebab apa pun. Kondisi tersebut mengacu pada jeda pernapasan pada bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau kelahiran prematur.
Sebagian besar bayi prematur memiliki derajat apnea tertentu karena area otak yang mengontrol pernapasan masih berkembang. Ada beberapa penyebab apnea pada bayi baru lahir, yakni:
- Area otak dan jalur saraf yang mengontrol pernapasan masih berkembang.
- Otot-otot yang menjaga jalan napas terbuka lebih kecil dan tidak sekuat di kemudian hari.
Pola pernapasan pada bayi apnea ditandai dengan episode pernapasan pendek sekitar 3 detik dari pernapasan dangkal atau pernapasan berhenti. Episode ini diikuti oleh periode pernapasan teratur yang berlangsung selama 10-18 detik.
Episode apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik dianggap serius. Bayi mungkin juga mengalami penurunan detak jantung dan penurunan tingkat oksigen. 2. Bronchopulmonary Dysplasia
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir selanjutnya adalah bronchopulmonary Dysplasia (BPD). Ini adalah masalah paru-paru serius yang menyerang bayi baru lahir. BPD kebanyakan menyerang bayi baru lahir prematur yang membutuhkan terapi oksigen.
BPD kebanyakan dialami bayi yang lahir lebih dulu 10 minggu sebelum tanggal perkiraan lahir. Biasanya, bayi dengan kondisi ini memiliki berat kurang dari 2 pon saat lahir, dan punya masalah pernapasan.
3. Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
Dilansir dari National Heart, salah satu gangguan pernapasan pada bayi baru lahir adalah meconium aspiration syndrome (MAS). Mekonium adalah feses awal yang dikeluarkan bayi segera setelah lahir, sebelum mulai menyusu dan mencerna.
Dalam beberapa kasus, bayi mengeluarkan mekonium saat masih di dalam rahim. Hal ini bisa terjadi saat bayi mengalami stres akibat penurunan suplai darah dan oksigen. Kondisi tersebut sering terjadi karena masalah pada plasenta atau tali pusat.
Begitu bayi memasukkan mekonium ke dalam cairan ketuban di sekitarnya, mereka dapat menghirupnya ke paru-paru. Akibatnya, dapat terjadi masalah pernapasan karena pembengkakan atau peradangan di paru-paru bayi setelah lahir. Mekonium juga dapat memblokir saluran udara bayi segera setelah lahir.
Jika dokter menemukan jejak mekonium dalam cairan ketuban tapi bayi yang lahir tetap aktif dan menangis, bisanya tidak diperlukan pengobatan. Namun, jika bayi tidak menangis, dokter dapat memberikan beberapa perawatan khusus. 4. Pulmonary Arterial Hypertension (PAH)
Hipertensi pulmonal terjadi ketika tekanan di pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke paru-paru lebih tinggi dari biasanya. Salah satu jenis hipertensi pulmonal adalah pulmonary arterial hypertension (PAH).
Gangguan napas pada bayi baru lahir ini dapat terjadi dengan sendirinya atau disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain. Namun, penyebab umum PAH adalah penyakit jantung kiri.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan hipertensi pulmonal pada bayi baru lahir adalah penyakit sel sabit, emboli paru, yang merupakan jenis tromboemboli vena, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Meningkatnya tekanan di pembuluh darah paru-paru membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti gangguan pernapasan pada bayi baru lahir. 5. Pneumonia Neonatal
Pneumonia adalah infeksi yang menyerang satu atau kedua paru-paru. Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir tersebut menyebabkan kantong udara paru-paru terisi dengan cairan atau nanah. Bakteri, virus, atau jamur dapat menyebabkan pneumonia.
Pneumonia neonatal adalah penyakit radang paru pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh infeksi. Entah itu karena ketuban pecah dini, ibu menderita infeksi tertentu saat hamil, atau karena perawatan lama di rumah sakit.
6. Transient Tachypnea Neonatal (TTN)
Transient tachypnea neonatal (TTN) adalah gangguan pernapasan yang terlihat segera setelah melahirkan pada bayi prematur atau prematur terlambat. TTN disebabkan oleh bayi tidak dapat beradaptasi dengan baik setelah dilahirkan.
Saat bayi tumbuh di dalam rahim, paru-paru membuat cairan khusus. Cairan ini mengisi paru-paru bayi dan membantunya tumbuh. Saat bayi lahir, hormon yang dilepaskan selama persalinan “memberitahu” paru-paru untuk berhenti membuat cairan khusus ini.
Beberapa napas pertama bayi setelah dilahirkan akan mengisi organ paru-paru dengan udara, serta bantu membersihkan cairan paru-paru yang tersisa. Cairan yang tersisa di paru-paru dapat menyebabkan bayi bernapas dengan cepat. Bayi baru lahir dengan TTN mengalami masalah pernapasan segera setelah lahir, biasanya 1-2 jam.