7 Kondisi pada Bayi yang Sering Buat Orangtua Cemas Padahal Tidak Berbahaya
Sejumlah kondisi kesehatan pada bayi sebenarnya normal terjadi tanpa harus menimbulkan kekhawatiran orangtua.
Sejumlah kondisi normal dilakukan oleh bayi dan sebenarnya tidak berbahaya.
7 Kondisi pada Bayi yang Sering Buat Orangtua Cemas Padahal Tidak Berbahaya
Sedikit masalah kesehatan yang timbul pada anak bisa membuat kita kebingungan dan segera membawanya ke dokter. Ternyata pada saat di dokter, dikatakan bahwa kondisi yang dialami anak ini sebenarnya normal.Dilansir dari Parents, panya banyak kondisi anak terutama bayi yang dikonsultasikan pada dokter, hampir sebagian besar kondisi ini tidak berbahaya. Orangtua cenderung menganggap kondisi berbeda yang dialami bayi ini sebagai suatu kondisi berbahaya.
Kondisi fisik bayi yang belum sempurna serta peruabahan hormon yang terjadi menyebabkan munculnya sejumlah reaksi pada tubuh mereka. Dilansir dari Parents, berikut sejumlah kondisi tak biasa pada bayi yang sesungguhnya normal terjadi.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Bagaimana mengatasi bayi ketakutan? Ketika bayi tampa menangis karena hal ini, kamu bisa menggendongnya dan mendekatkannya ke dada. Kamu juga bisa sambil menepuk-nepuk punggung dan membisikkan kata-kata di telinganya.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Apa itu gangguan kecemasan pada anak? Anxiety atau kecemasan tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, gangguan kecemasan pada anak juga dapat terjadi.
-
Dampak apa yang terjadi jika bayi sering menangis? Menurut Dr. Leach, bayi yang sering menangis dalam waktu lama bisa menyebabkan beberapa gangguan pada perkembangan otaknya, seperti kesulitan belajar di masa depan.
-
Kenapa batuk berdahak pada bayi perlu diwaspadai? Batuk sendiri merupakan respons alami tubuh untuk melindungi saluran udara dari kotoran agar tidak tersumbat.
Kejang saat Tidur
Kondisi kejang yang dialami oleh anak terutama bayi tentu saja bisa menyebabkan kekhawatiran pada orangtua.
Pada bayi yang baru lahir, gerakan serupa kejang yang terjadi pada saat tidur ini sebenarnya merupakan hal yang normal. Kondisi ini terutama ketika kejang ini terjadi hanya selama tidur saja dan hilang saat terbangun."Bayi memiliki sistem saraf yang tidak matang, dan gerakan mereka bahkan lebih tidak terkoordinasi selama tidur daripada saat mereka bangun. Gerakan gemetar ini tidak jauh berbeda dengan yang kita alami sebagai orang dewasa saat kita merem melek," terang Michael Zimbric, M.D., ahli saraf anak di Rumah Sakit Anak Rady di San Diego.
Kapan Harus Khawatir Tentang Kejang saat Tidur
Orangtua perlu khawatir ketika kejang anak diikuti gerakan mata yang abnormal bersama dengan gerakan tubuh. Jika Anda melihat gejala yang menakutkan ini atau jika bayi mengalami kesulitan bernapas, penting untuk segera mengobatinya.
Hidung Tersumbat dan Napas Tak Normal
Hidung tersumbat dan suara napas tak normal yang dialami bayi ternyata bisa jadi suatu hal yang normal.
Penyumbatan normal ini disebabkan oleh hormon estrogen, yang merangsang saluran hidung. Estrogen disalurkan kepada bayi di dalam rahim dan selama menyusui atau menyusui.Kondisi ini umumnya mereda dalam dua bulan dan bisa terjadi baik ketika bayi disusui atau diberi susu formula. Pada usia 6 bulan, ketika saluran hidung bayi telah dua kali lebih besar, penyumbatan ini biasanya akan menghilang.
Kapan Harus Khawatir Tentang Penyumbatan dan Pernapasan
Pada saat bayi bernapas dengan membuka hidungnya lebar-lebar serta saat dada dan perut tertarik, maka hal ini bisa menjadi tanda masalah pernapasan. Hal lainnya yang juga bisa menjadi tanda masalah adalah napas yang cepat, mendengkur, munculnya keringat, serta suara pernapasan yang keras.
Benjolan di Dada
Munculnya benjolan di dada bayi bisa membuat orangtua kalang kabut ketakutan.
Kondisi munculnya benjolan di dada bayi ini bisa disebabkan oleh estrogen pada bayi. Saat tingkat estrogen berlebihan turun pada bayi setelah lahir, hormon prolaktin yang menghasilkan susu sementara meningkat dan dapat menyebabkan pertumbuhan payudara.Kondisi ini biasa dialami oleh banyak bayi dan bisa terjadi pada satu sisi. Pembesaran biasanya hilang dalam sebulan pertama, tetapi bisa berlangsung tiga bulan atau lebih.
Kapan Harus Khawatir Tentang Benjolan di Dada Bayi
Jika payudara terlihat merah, terasa nyeri, atau jika bayi Anda demam, segera konsultasikan kondisi ini dengan dokter.
Muntah Disertai Bercak Darah
Kondisi muntah terutama disertai dengan darah tentu saja merupakan hal yang ditakuti oleh orangtua. Kondisi ini mungkin dialami ketika bayi baru disusui.
Muntah atau gumoh disertai bercak darah ketika disusui bisa disebabkan karena darah yang ada di puting ibu. Kondisi ini juga bisa disebabkan adanya robekan kecil di kerongkongan yang disebabkan oleh muntah dengan keras. Kedua kondisi tersebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan—bahkan robekan kerongkongan kecil akan sembuh dengan mudah.Kondisi ini bisa jadi semakin rentan dialami ketika gigi bayi mulai tumbuh. Hal ini bisa menyebabkan gesekan pada puting payudara sehingga menyebabkan luka.
Kapan Harus Khawatir Tentang Muntah dengan Darah
Ketika bayi tampak sakit, muntah dalam jumlah besar darah, muntah darah setelah memberi makan susu formula, atau muntah dengan keras, maka perlu segera konsultasi dengan dokter.
Kulit Berwarna Oranye
Kondisi kulit bayi yang berwarna oranye ini sangat berbeda dengan kondisi kuning pada bayi.
Kulit oranye pada bayi ini biasa disebut "karotenemia," disebabkan oleh makan banyak sayuran yang kaya beta-karoten. Bayi lebih suka rasa manis makanan kaya karoten seperti ubi jalar dan wortel, dan banyak makanan pertama yang tidak berwarna oranye tinggi dalam beta-karoten juga.Ketika bayi mengonsumsi lebih banyak karoten daripada yang mereka butuhkan, kelebihannya dikeluarkan dengan keringat, dan bercak di kulit. Kondisi ini biasa muncul pada bagian tubuh tempat kelenjar keringat paling banyak yaitu pada hidung, telapak tangan, dan telapak kaki.
Kapan Harus Khawatir Tentang Kulit Bayi yang Berwarna Oranye
Warna oranye di kulit bayi ini akan memudar seiring perubahan pola makan. Jika Anda terus memberikan banyak makanan yang kaya beta-karoten, kulit mereka akan tetap oranye, tetapi ini tidak berbahaya.
Napas Tidak Teratur
Napas tidak teratur merupakan suatu hal yang rentan terjadi pada bayi dan membuat cemas orangtua.
Kondisi napas yang tidak teratur ini merupakan suatu hal yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Bayi biasanya bernapas lebih cepat daripada anak-anak yang lebih tua karena paru-paru mereka relatif kecil dibanding ukuran tubuh mereka.Para peneliti mencurigai bahwa alasan pernapasan tidak teratur adalah karena sensor kimia yang mendeteksi karbon dioksida belum sepenuhnya berkembang pada bayi yang baru lahir. Ini berarti bahwa kadang-kadang bayi hanya tidak tahu mereka perlu bernapas.
Kapan Harus Khawatir Tentang Napas Tidak Teratur
Perhatikan perubahan warna kulit yang menunjukkan kekurangan oksigen, seperti warna kebiruan, kelabu, atau ungu pada kulit atau tanda-tanda bahwa bayi kesulitan untuk bernapas.
Susah Buang Air Besar
Sulit buang air besar merupakan masalah yang rentan dialami oleh bayi.
"Bayi baru lahir belum tahu bagaimana mengontrol dan mengkoordinasikan sfingter analnya, otot yang menahan tinja di rektum," kata Rebecca Preziosi, M.D., seorang dokter anak di Pusat Medis Sharp Rees-Stealy di San Diego."Mereka harus mendorong dan mendengus untuk membuat tinja melewati otot ini."
Pada bayi baru lahir, buang air besar mungkin tidak sering dilakukan bahwa masih terhitung normal jika dilakukan sekali seminggu. Setelah usia 6 hingga 8 minggu, saluran cerna bayi akan lebih efektif dan menghasilkan tinja lebih banyak.
Kapan Harus Khawatir Tentang Susah Buang Air Besar pada Bayi
Ketika tinja bayi dalam kondisi keras atau saat anak tidak buang air besar setiap hari selama bulan pertama kehidupan, hal ini bisa menjadi tanda masalah langka dengan saraf yang mengendalikan rektum.