Batuk Rejan pada Anak Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Gejala dan Cara Cegahnya
Batuk rejan juga disebut sebagai penyakit pertusis. Penyakit yang bisa menyerang anak-anak ini jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Batuk rejan juga disebut sebagai penyakit pertusis. Penyakit yang bisa menyerang anak-anak ini jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian. Agar penanganannya dapat dilakukan dengan tepat, perlu diketahui gejala dan cara cegahnya.
"Pertusis bisa dialami oleh anak-anak, dan orang tua harus waspada dengan adanya batuk tersebut. Sebab pertusis bisa menyebabkan kematian pada anak," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Dini Anggraeni, Jumat (3/1). Dikutip dari Antara.
Penyakit pertusis atau batuk rejan merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis. Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi dengan suara tarikan napas tinggi yang khas dan berkepanjangan.
Adapun gejalanya ialah hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah dan demam. Biasanya definisi operasional suspek pertusis ialah orang dengan batuk terus menerus yang berlangsung minimal selama dua minggu dengan ditemukan batuk rejan saat napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa ada penyebab yang jelas.
Bila tidak ditangani, batuk rejan bisa menyebabkan komplikasi terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun.
Beberapa komplikasi yang bisa muncul antara lain dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (infeksi paru-paru), kejang, gangguan ginjal, dan kurangnya pasokan oksigen ke otak.
Sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan di antaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan protokol kesehatan, serta memberikan imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak bawah dua tahun.
"Jika ada anak atau warga yang memiliki keluhan batuk dengan karakteristik pertusis, mohon agar dapat diinfokan ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang intensif," pungkasnya.