Peneliti Akhirnya Pecahkan Misteri Mengapa Sosok Mumi Mesir Ditemukan dengan Wajah Tampak Menjerit Kesakitan
Peneliti Akhirnya Pecahkan Misteri Mengapa Sosok Mumi Mesir Ditemukan dengan Kondisi Mulut Menganga
Arkeolog selama ini mengajukan sejumlah spekulasi soal mengapa dia dimumi dalam keadaan demikian.
-
Apa yang ditemukan di mulut mumi Mesir? Pada zaman Romawi, lidah emas dimasukkan ke dalam mulut beberapa mumi dengan keyakinan bahwa benda berharga tersebut akan membantu orang yang meninggal di akhirat.
-
Apa temuan mengejutkan tentang mumi? Dr. Chris Rynn membuat gambar tiga dimensi tengkorak dari salah satu mumi koleksi Museum Perth dan menemukan fakta mengejutkan, sosok mumi itu yang dikira berasal dari Mesir itu adalah seorang perempuan yang berasal dari wilayah yang saat ini disebut Sudan.
-
Mengapa mumi gadis Mesir Kuno meninggal? 'Penyebab kematian adalah terperangkapnya kepala bayi di saluran lahir karena presentasi sungsang janin selama persalinan,' tulis para peneliti.
-
Siapa yang menemukan mumi? Tim arkeolog dari Institut Sejarah Benda Budaya St Petersburg (Akademi Sains Rusia) yang sedang bekerja di sepanjang garis pantai melihat batu berbentuk persegi yang mirip makam.
-
Di mana mumi tersebut ditemukan? Para peneliti dalam sebuah studi baru di Frontiers in Medicine menggunakan 3D computerized tomography (3D CT) untuk memeriksa tiga mumi dari Amerika Selatan pra-Colombus yang diawetkan sejak akhir abad ke-19 di berbagai museum Eropa.
-
Dimana mumi-mumi misterius ditemukan? Mumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
Peneliti Akhirnya Pecahkan Misteri Mengapa Sosok Mumi Mesir Ditemukan dengan Wajah Tampak Menjerit Kesakitan
Sosok mumi Mesir yang terkenal dengan sebutan "The Screaming Woman" atau "Perempuan Menjerit" karena ditemukan dalam kondisi mulut menganga seperti berteriak hingga kini masih membuat arkeolog penasaran.
Arkeolog selama ini mengajukan sejumlah spekulasi soal mengapa dia dimumi dalam keadaan demikian.
Mumi perempuan itu ditemukan
selama ekspedisi arkeologi tahun 1935 di Deir el-Bahari dekat Luxor. Mulut terbuka lebar tampak seperti jeritan kesakitan.
Ilmuwan kini memiliki penjelasan mengapa perempuan itu tampak menjerit setelah menggunakan pemindaian CT untuk melakukan "bedah virtual".
Ternyata dia mungkin meninggal dalam penderitaan dan mengalami bentuk kekakuan otot yang langka, yang disebut kejang kadaver, yang terjadi pada saat kematian.
Dilansir Irish Times, pemeriksaan menunjukkan perempuan itu berusia sekitar 48 tahun saat meninggal. Dia menderita radang sendi ringan di tulang belakang, dan kehilangan beberapa gigi, kata profesor radiologi Universitas Kairo Sahar Saleem, yang memimpin penelitian ini. Hasil penelitian itu dipublikasikan pada Jumat di jurnal Frontiers in Medicine.
Tubuh mumi itu terawetkan dengan baik, dibalsem sekitar 3.500 tahun lalu selama periode Kerajaan Baru Mesir kuno yang gemerlap menggunakan bahan-bahan impor yang mahal seperti minyak juniper dan damar kemenyan, kata Saleem.
Bangsa Mesir kuno menganggap pengawetan tubuh setelah kematian sebagai hal yang penting untuk menjamin kehidupan yang layak setelah mti.
Merupakan kebiasaan selama proses mumifikasi untuk membuang organ dalam, kecuali jantung, tetapi hal ini tidak terjadi pada perempuan ini.
"Di Mesir kuno, pembalsem merawat tubuh yang sudah meninggal agar terlihat cantik di alam kubur. Itulah sebabnya mereka sangat ingin menutup mulut orang yang sudah meninggal dengan mengikat rahang ke kepala untuk mencegah rahang jatuh setelah kematian," kata Saleem.
Namun, kualitas bahan pembalsem "menyingkirkan kemungkinan proses mumifikasi dilakukan dengan ceroboh dan bahwa pembalsem lalai menutup mulutnya.
Bahkan, mereka mengawetkannya dengan baik dan memberinya pakaian pemakaman yang mahal – dua cincin mahal yang terbuat dari emas dan perak dan wig berambut panjang yang terbuat dari serat pohon kurma," lanjut Saleem.
"Hal ini membuka jalan bagi penjelasan lain tentang mulut yang terbuka lebar – bahwa perempuan itu meninggal sambil menjerit karena kesakitan dan otot-otot wajah berkontraksi untuk mempertahankan penampilan ini pada saat kematian karena kejang kadaver," kata Saleem.
"Sejarah atau keadaan sebenarnya dari kematian perempuan ini tidak diketahui, oleh karena itu penyebab wajahnya yang menjerit tidak dapat dipastikan."
Kejang kadaver, kondisi yang kurang dipahami, terjadi setelah penderitaan fisik atau emosional yang parah, dengan otot-otot yang berkontraksi menjadi kaku segera setelah kematian, kata Saleem.
"Tidak seperti rigor mortis postmortem, kejang kadaver hanya memengaruhi satu kelompok otot, bukan seluruh tubuh," tambah Saleem.
Ketika ditanya apakah wanita itu mungkin telah dibalsem saat masih hidup, Saleem menambahkan, "Saya tidak percaya bahwa ini mungkin." Saleem tidak dapat menentukan bagaimana wanita itu meninggal, dengan mengatakan: "Kita sering tidak dapat menentukan penyebab kematian pada mumi kecuali ada bukti CT trauma fatal."
Saleem mengutip bukti cedera kepala yang fatal, leher terbelah, dan penyakit jantung pada tiga mumi kerajaan.
"Perempuan Menjerit" ditemukan di situs kota kuno Thebes selama penggalian makam seorang pejabat tinggi bernama Senmut, arsitek, pengawas pekerjaan kerajaan, dan kekasih ratu Hatshepsut, yang berkuasa dari tahun 1479-1458 SM.
Mumi itu berada di dalam peti mati kayu di ruang pemakaman di bawah makam keluarga Senmut. Identitasnya belum diketahui, tetapi perhiasannya – cincin emas dan perak dengan gambar kumbang scarab, simbol kebangkitan, terbuat dari batu permata jasper – menunjukkan status sosial ekonominya.
"Dia kemungkinan besar adalah anggota keluarga dekat yang akan dimakamkan dan berbagi tempat peristirahatan abadi keluarga," kata Saleem.
Sejumlah mumi kuno, di Mesir dan Amerika, telah ditemukan dengan ekspresi wajah yang menyerupai jeritan – sangat mirip dengan lukisan The Scream karya pelukis Norwegia Edvard Munch.