Fahri Hamzah: Kita tidak boleh mempersoalkan agama, suku dan golongan
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyambut baik sikap Sukmawati Soekarnoputri yang meminta maaf kepada publik mengenai puisi yang menyinggung adzan dan cadar. Apalagi puisi itu diekspresikan di depan publik.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyambut baik sikap Sukmawati Soekarnoputri yang meminta maaf kepada publik mengenai puisi yang menyinggung adzan dan cadar. Apalagi puisi itu diekspresikan di depan publik.
"Iya tentu saya menyambut baik. Harus dengan kesadaran bahwa memang ada kesalahan dalam ekspresi publik sifatnya," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/4).
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Di mana Fatmawati bertemu dengan Soekarno? Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Siapa ketua tim pemenangan Sudirman-Fatmawati? Seperti diketahui, Damisnur sebelumnya juga pernah menjadi Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Prabowo-Gibran di Sulawesi Selatan."Alhamdulillah ,kami tentu mengucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf. Ketua tim pemenangan kami Bapak Irjen Pol (Purn) Andi Danu (Andi Damisnur)," ujarnya di KPU Sulsel, Kamis (29/8).
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Siapa yang menculik Sukarno dan Hatta? Aksi ini dimulai saat para pemuda mendesak Sukarno untuk segera bertindak setelah Jepang menyerah pada sekutu. Sukarno Menolak Permintaan Para Pemuda Untuk Mengobarkan Revolusi dan Melawan tentara Jepang Sempat terjadi ketegangan saat seorang pemuda membawa senjata tajam dan seolah ingin mengancam Sukarno.
Tak hanya itu, dia menyebut sosok Sukma juga melekat dengan nama besar Bung Karno. Fahri mengimbau, masyarakat lebih hati-hati agar tidak menyinggung soal suku, agama, ras dan antar golongan atau SARA.
"Suku, agama, ras antar golongan itu enggak bisa diganggu. Kita tidak boleh mempersoalkan agama, mempersoalkan suku, golongan," papar dia.
Sedangkan mengenai laporan di Bareskrim Mabes Polri, Fahri enggan berkomentar lebih jelas. Dalam dunia hukum, lanjut dia, laporan tersebut dapat dicabut ataupun tidak.
"Mudah-mudahan menjadi kesadaran umum dan permohonan maaf itu satu pertanda baik juga bahwa yang bersangkutan menyesali perbuatannya," jelas Fahri.
Sebelumnya, setelah sempat menghilang usai puisinya menuai pro dan kontra, Sukmawati pun akhirnya memberi klarifikasi. Selain meminta maaf kepada masyarakat, Sukmawati menjelaskan kalau dirinya tidak mempunyai niat menghina umat Islam lewat puisi tersebut.
"Saya mewakili pribadi, tidak ada niatan untuk menghina umat Islam Indonesia dengan puisi 'Ibu Indonesia'," kata Sukmawati di Restoran Warung Daun, Jakarta Pusat, Rabu (4/4).
Putri proklamator Bung Karno itu mengatakan, dirinya adalah seorang muslim yang bersyukur dan bangga dengan keislamannya. Dia juga menuturkan dididik oleh ayahnya, Sukarno, dengan jiwa Islam.
"Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya," kata Sukmawati.
Reporter: Ika Devianti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cak Imin ajak Sukmawati Soekarnoputri pelajari Islam lebih dalam
Politisi NasDem sebut Sukmawati minta maaf tanda berani mengakui kesalahan
Alumni 212 tutup pintu maaf, kasus hukum puisi Sukmawati jalan terus
Sukmawati sudah minta maaf, Bamsoet minta publik maafkan
Meski sudah minta maaf, Sukmawati kembali dilaporkan ke polisi
Sukmawati dilaporkan, Polda Metro upayakan selesai secara musyawarah
Waketum Demokrat: Kami juga sangat menyayangkan puisi 'Ibu Indonesia' Sukmawati