Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno
Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno
Banyak peninggalan tokoh-tokoh nasional Indonesia di masa lampau yang kini keadaannya masih terawat dengan baik dan memiliki kenangan tersendiri. Salah satunya tempat tinggal milik istri ketiga Presiden Soekarno yang berada di Provinsi Bengkulu.
Peninggalan tempat tinggal itu dulunya milik seorang wanita bernama Fatmawati. Ia merupakan sosok penting saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan, karena beliau yang menjahit bendera merah-putih yang akan dikibarkan untuk pertama kalinya.
-
Di mana Soekarno tinggal di Bandung? Soekarno memang pernah tinggal cukup lama di Kota Bandung.
-
Siapa pemilik rumah pengasingan Bung Karno? Ternyata, rumah megah bercat putih itu milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Tjang Tjeng Kwat.
-
Apa saja peninggalan Bung Karno di rumahnya? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Dimana rumah Gubernur di Bengkulu berada? Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan tersebut terletak di sebuah perbukitan dengan pemandangan Benteng Marlborough yang juga didirikan oleh tentara Inggris. Di sisi belakang, dari rumah gubernur ini bisa melihat langsung pemandangan Bukit Barisan dan gunung yang indah.
-
Dimana lokasi rumah pengasingan Bung Karno? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
Rumah ini tentu menyimpan kisah-kisah sejarah dan menjadi saksi bisu kehidupan sehari-hari Fatmawati. Tempat ini juga mengenang banyak cerita tentang masa pengasingan Soekarno yang ternyata letaknya tak jauh dari rumah Fatmawati.
Kini, rumah ini menjadi salah satu aset sejarah di Kota Bengkulu. Banyak masyarakat yang masih mampir ke tempat ini untuk mengenang Fatmawati selama hidupnya.
(Foto: Wikipedia)
Pertemuan Pertama
Rumah Fatmawati yang berada di pusat kota Bengkulu ini banyak sekali cerita-cerita penting selama hidupnya. Salah satunya ketika pertemuan pertama dengan Presiden Soekarno saat diasingkan.
Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
(Foto: Google Maps/Nurul Hasnah)
Setelah menjalin asmara, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Rumah dengan luas 500 meter itu menjadi saksi bisu kisah percintaan Soekarno dan Fatmawati.
Miliki Motif Rumah yang Unik
Bicara soal arsitektur rumah, tempat tinggal Fatmawati tergolong mengedepankan unsur-unsur motif yang unik. Mengutip beberapa sumber, rumahnya ini menerapkan tipologi rumah adat Bubungan Lima.
Kemudian, rumah ini juga dibalut dengan motif-motif yang unik dengan jenis motif Pucuk Rebung, Lebah Bergayut, dan Bunga Soraja. Ketiga motif tadi tentu mengandung unsur filosofis dan makna yang begitu mendalam.
(Foto: Google Maps/Tengku Irvan Bahran)
Peninggalan Orisinil
Selain menyimpan cerita sejarah kisah asmara mereka berdua, di kediaman ini juga masih tersimpan rapi segala macam barang-barang yang dulunya digunakan oleh Fatmawati.
Beberapa barang asli yang masih dipamerkan di rumah ini ada pakaian yang kerap digunakan Fatmawati, mesin jahit buatan tahun 1941 yang ia gunakan untuk menjahit bendera merah putih, dan sejumlah foto Fatmawati bersama Bung Karno beserta anak-anaknya.
(Foto: Google Maps/Puji Ruswanto)
Mengutip beberapa sumber, rumah asli Fatmawati kini sudah dijadikan gedung Bank BNI. Sementara rumah yang kerap menjadi destinasi wisata sejarah ini adalah rumah kakek atau pamannya.
Gunakan Material Kayu
Keunikan lain dari Rumah Fatmawati ini adalah hampir seluruh bagian rumah ini menggunakan material kayu. Selain itu, perabotan-perabotan rumahnya juga didominasi oleh kayu.
Meski rumah ini sudah berdiri sejak tahun 1920, akan tetapi seluruh kayu-kayu tersebut tampak terawat dan tidak termakan zaman. Bentuk rumahnya pun identik dengan rumah-rumah panggung. Untuk masuk ke dalam tentu harus menaiki beberapa anak tangga di bagian depan.
Bagian kamar Fatmawati juga kental dengan gaya vintage. Ada beberapa perabotan seperti meja rias serta ranjang besi dengan sentuhan yang masih tradisional. Lalu ranjang ini juga dilengkapi dengan kelambu yang cantik.