Kiamat Sebentar Lagi? Astronom Sebut Matahari akan Berubah Jadi Raksasa Merah & Menelan Bumi
Apa pandangan para ahli astronomi mengenai kiamat? Berikut adalah ulasan lengkapnya!
Dalam kajian eskatologi Islam, hari kiamat bukan hanya menjadi topik diskusi di kalangan ulama, tetapi juga menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang ilmu. Di antara mereka, para pakar astronomi turut memberikan sudut pandang ilmiah mengenai fenomena akhir zaman ini.
Keterlibatan para astronom dalam diskusi mengenai kiamat menjadi hal yang menarik, karena mereka menawarkan perspektif yang berbeda dari pandangan tradisional yang sering dibahas. Pendekatan yang berbeda ini memberikan wawasan baru dalam memahami hari yang dipenuhi dengan ketegangan ini.
Selanjutnya, bagaimana pandangan ilmuwan tentang kepastian datangnya hari kiamat yang telah ditentukan? Pemikiran mereka tentu dapat memberikan pencerahan dan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep ini.
Mari kita simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang mereka yakini mengenai hari kehancuran tersebut!
Kehidupan Pernah Punah Jutaan Tahun lalu
Menurut Republika, hari kiamat digambarkan dalam berbagai kitab suci sebagai sebuah peristiwa yang membawa kehancuran total bagi alam semesta. Kiamat merupakan bagian dari ajaran yang diyakini oleh para penganut agama samawi.
Di sisi lain, ilmu pengetahuan juga mencatat bahwa kehidupan di bumi pernah mengalami kepunahan pada jutaan tahun yang lalu. Thomas Djamaluddin, seorang ahli astronomi dan astrofisika yang menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari 2014 hingga 2021, menjelaskan bahwa beberapa kejadian telah menyebabkan punahnya berbagai makhluk hidup di bumi.
Dia memberikan contoh mengenai peristiwa yang terjadi 65 juta tahun lalu, ketika sebuah asteroid besar jatuh di Yucatan, Meksiko. Akibatnya, debu dari benturan tersebut menyelimuti seluruh planet, yang menyebabkan terjadinya musim dingin ekstrem di seluruh dunia.
Peristiwa ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Selain itu, Thomas juga menjelaskan mengenai mekanisme kehancuran alam yang berkaitan dengan perhitungan waktu miliaran tahun ke depan.
Dia mengungkapkan bahwa matahari akan berubah menjadi raksasa merah sebelum akhirnya mengakhiri siklus hidupnya. Dalam proses tersebut, matahari diperkirakan akan menelan planet-planet lain, termasuk Merkurius, Venus, bahkan Bumi.
"Jelas kalau itu terjadi, tapi ini hitungan miliar tahun, bumi sudah tidak ada lagi atau tidak ada kehidupan lagi," ujar Thomas.
Perubahan Iklim yang Tidak Terkontrol
Thomas mengungkapkan bahwa dalam perspektif astronomi, kehancuran dapat terjadi dalam berbagai tingkat. Salah satu contohnya adalah dampak dari perubahan iklim yang tidak terkontrol.
Tingkatan kehancuran lainnya dapat dilihat pada Venus, yang disebabkan oleh efek rumah kaca. Jika pemanasan global terus berlanjut tanpa kendali, suhu di Bumi bisa mencapai ekstrem, mirip dengan kondisi di Venus.
Suhu yang semakin tinggi akan menyebabkan kapur dan batuan melepaskan karbondioksida ke atmosfer.
"Kalau seperti itu, bisa disebut kiamat lingkungan," jelasnya.
Walaupun demikian, Thomas tidak bisa menjelaskan secara rinci gejala-gejala yang menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Namun, ia mengakui bahwa ada potensi untuk terjadinya kehancuran, meskipun waktu pastinya tidak dapat dipastikan.
Potensi tersebut terlihat dari ancaman kiamat lingkungan yang disebabkan oleh pemanasan global yang tidak terkelola. Thomas menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi kapan kiamat akan terjadi, serta banyak hal gaib lainnya.
Menurutnya, isu tentang kedatangan kiamat sering muncul di berbagai negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat. Ia berpendapat bahwa hal ini merupakan kepercayaan dari sekte-sekte tertentu yang mendorong orang untuk bersiap menghadapi kiamat.
"Kiamat suatu keniscayaan, tapi kapannya dan bagaimana kejadiannya tidak diketahui," ujar Thomas.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul