Mitos Bendera Pusaka dari Kain Tukang Soto & Seprai, Ini Kesaksian Fatmawati Soekarnoputri
Di Medsos dinarasikan jika warna merah bendera berasal dari tenda tukang soto. Sedangkan kain putihnya diambil dari seprai rumah Bung Karno. Benarkah demikian?
Oleh Arsya Muhammad
Bendera pusaka adalah bendera yang dikibarkan dalam Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur. Penjahitnya adalah Ibu Fatmawati, istri Presiden Sukarno.
-
Kenapa Fatmawati membuat bendera? Dengan mesin jahit tangan, Fatmawati membuat sebuah bendera merah putih yang besar.
-
Siapa yang menjahit bendera merah-putih? Ia merupakan sosok penting saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan, karena beliau yang menjahit bendera merah-putih yang akan dikibarkan untuk pertama kalinya.
-
Siapa yang menjahit Bendera Merah Putih? Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati Sukarno Punya Arti Penting Bagi Bangsa Indonesia.
-
Apa yang dilambangkan oleh bendera merah putih? 'Semoga Sang Saka Merah Putih selalu berkibar tinggi, melambangkan persatuan dan kebebasan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!'
-
Dimana kain songket Minangkabau berasal? Asal-usul lahirnya kain songket Minangkabau tidak lepas dari budaya yang terbentuk sejak Kerajaan Sriwijaya.
-
Siapa yang membuat batik Melati Pandanwangi? Warga Kelurahan Pangongangan Kota Madiun ini menciptakan kedua motif batik ini pada tahun 2014 silam.
Cerita Fatmawati tentang lahirnya bendera pusaka itu menepis mitos yang selama ini beredar di masyarakat. Kain merah bukan kain terpal tukang soto, begitu pula kain putih bukan dari kain seprai di rumahnya.
"Suatu hari, tatkala kandunganku berumur sembilan bulan, datanglah seorang perwira Jepang membawa kain dua blok. Yang satu blok berwarna merah, sedang yang lain berwarna putih. Mungkin dari Kantor Jawa Hokokai." tulis Fatmawati dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno.
Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Rakyat adalah organisasi bentukan Jepang di Indonesia untuk mendukung Jepang dalam Perang Pasifik. Di ujung perang Pasifik, Jepang memang tengah gencar mengambil hati rakyat Indonesia. Termasuk mengizinkan bendera merah putih dikibarkan bersama Hinomaru.
Dengan mesin jahit tangan, Fatmawati membuat sebuah bendera merah putih yang besar. Kondisinya sedang hamil tua, karena itu sudah tidak boleh lagi menggunakan mesin jahit kaki. Peristiwa ini terjadi di akhir tahun 1944, sebelum kelahiran Guntur di awal November.
Detik-Detik Pembuatan Bendera Merah Putih
Tanggal 17 Agustus 1945, kesibukan sudah terjadi sejak pagi di Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat. Sekitar 300 orang sudah berkumpul di kediaman Bung Karno.
Pukul 09.00 pagi, beberapa orang pemuda mengetuk pintu kamar, tempat Bung Karno dan Bung Hatta berbincang mempersiapkan Proklamasi. Semua telah siap, kata mereka.
“Ketika akan melangkahkan kakiku keluar dari pintu, terdengarlah teriakan bahwa bendera belum ada,” kenang Fatmawati.
Fatmawati segera kembali ke kamar tidur. Fatmawati menjahit bendera Merah putih karena sampai belang upacara, belum memiliki bendera.
Dia mengambil bendera merah putih yang pertama kali dijahitnya sekitar setahun lalu. Bendera itu diberikannya pada orang-orang yang menunggu di luar. Ada Sudiro, Suhud dan Latief Hendraningrat.
Latief yang kemudian mempersiapkan upacara penaikan bendera di halaman rumah.Fatmawati mengenang momen Proklamasi sangat sederhana namun penuh khidmat. Saat Bung Karno membacakan teks proklamasi, banyak di antara hadirin yang tak kuasa menahan tangis haru.
“Upacara dipimpin Pak Latief Hendraningrat dengan diiringi lagu Indonesia Raya, tanpa musik,” kisah Fatmawati mengenang peristiwa bersejarah itu.