Fahri: Khilafah HTI di Indonesia cuma khayalan, jadi jangan dilarang
"Di Indonesia ini tidak boleh melarang orang mengkhayal. Karena yang tidak boleh itu melanggar hukum, melakukan kekerasan, pemaksaan dan sebagainya," sebut Fahri.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan niatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menerapkan konsep khilafah di Indonesia sebagai sebuah khayalan. Menurutnya, pemikiran HTI ini sama dengan pemikiran bahwa Indonesia akan menjadi negara komunis. Sehingga, pemerintah disarankan tidak perlu khawatir dan menghakimi pemikiran ormas HTI.
"Sama dengan orang punya pikiran bahwa suatu hari ada pandangan yang mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara komunis, menurut saya sih menghayal. Tapi itu sebenarnya perbedaan berpikir saja, biarkan saja itu berbeda berpikir," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/5).
Meski demikian, kata Fahri, pemerintah tidak boleh melarang pemikiran yang dipegang teguh HTI. Kecuali, HTI melakukan kegiatan-kegiatan yang melawan hukum seperti kekerasan atau pemaksaan.
"Di Indonesia ini tidak boleh melarang orang mengkhayal. Karena yang tidak boleh itu melanggar hukum, melakukan kekerasan, pemaksaan dan sebagainya. Tapi kalau orang mau mengkhayal ya Indonesia harus menjadi tempat orang mengkhayal enggak apa-apa," tegasnya.
Fahri menilai, langkah pemerintah yang ingin membubarkan HTI karena tidak paham nilai-nilai dalam Pancasila. Secara pribadi, Fahri lebih memilih menghadapi pemikiran HTI dengan adu gagasan.
"HTI itu kita tahu cara berpikirnya, jadi mereka percaya bahwa dunia ini tidak akan selesai masalahnya kalau khilafah tidak terbentuk," ujar Fahri.
Sebab, HTI menganggap masalah di dunia ini selesai jika konsep khilafah ditegakkan. Hal tersebut terjadi di masa lalu saat era Nabi Muhammad berakhir maka lahir lah empat khilafah.
"HTI menganggap kekhilafahan itu dibentuk seperti dulu baru masalah di dunia ini selesai. Ya itu sebagai tesis bisa aja silakan saja berpikir seperti itu, tapi dunia ini kan berjalan dengan realitasnya," tandasnya.
Pandangan HTI dibantah oleh Fahri. Baginya, perbaikan dunia bisa dilakukan dengan cara memperkuat sistem di Indonesia. Jika pondasi sistem dibangun dengan kuat, otomatis Indonesia bisa berkontribusi dalam dunia internasional.
"Kalau Indonesia ini sudah kuat tentu keterlibatannya dalam perbaikan tata dunia tentukan baik. Jadi rutenya buat saya lebih clear begitu, memperbaiki Indonesia, nanti Indonesia berbuat baik di dalam forum internasional sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa," pungkasnya.
Baca juga:
Pemerintah butuh rapat berkali-kali bahas pembubaran HTI
Meski tak setuju paham khilafah, Fahri tolak HTI dibubarkan
Diusulkan dibubarkan, HTI sebut pemerintah panik
Usul bubarkan HTI, Wiranto dikirimi karangan bunga
Busyro Muqoddas: Ada aparat negara mengklaim Pancasila tapi korupsi
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Siapa yang menurut Fahri Hamzah berperan penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan? Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Kapan Amir Hamzah ditangkap? Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra. Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap.
-
Mengapa Fahri Hamzah berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional? Menurut Fahri Hamzah, Indonesia saat ini membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional yang akan sangat menentukan sejarah bangsa kedepan.