FOTO: Napak Tilas Sejarah dan Detik-Detik Kemerdekaan Indonesia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Museum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda, kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat.
Museum ini kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat tentang detik-detik Kemerdekaan Indonesia.
FOTO: Napak Tilas Sejarah dan Detik-Detik Kemerdekaan Indonesia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Museum tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI ini sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda.
- FOTO: Mengintip Wajah Baru Museum Nasional Usai Setahun Ditutup Akibat Kebakaran Hebat, Kini Siap Dibuka Lagi!
- FOTO: Napak Tilas Kekejaman PKI di Museum Jenderal Besar AH Nasution
- FOTO: Momen Ridwan Kamil Temui Sutiyoso di Museum Bang Yos
- Menengok Jejak Sejarah Perkeretaapian di Museum Lawang Sewu, Kini Jadi Tempat Wisata Favorit di Semarang
Kini museum ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat tentang detik-detik Kemerdekaan Indonesia.
Museum yang sebelumnya rumah seorang perwira Jepang, Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat itu merupakan salah satu hasil dari pengembangan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda.
Pengembangan yang dilakukan tahun 1920-an itu dimaksudkan untuk mencari kawasan baru untuk hunian pejabat Belanda. Ketika itu kawasan Menteng dipilih sebagai lokasi yang tepat.
Pada masa Hindia Belanda, gedung ini terletak di jalan yang dinamai Nassau Boulevaard. Selanjutnya ketika pendudukan Jepang, nama jalan ini diubah menjadi Meiji Dori.
Jepang menyerahkan bangunan kepada Laksamana Muda Tadashi Maeda dan keluarga sebagai tempat tinggal. Ketika itulah rumah ini akhirnya menjadi saksi sejarah.
Namun, riwayat tempat teks Proklamasi dirumuskan ini belum dapat diungkapkan secara tepat. Tidak ada catatan rinci mengenai tanggal, bulan dan tahun bangunan ini berdiri.
Yang jelas, di rumah ini naskah Proklamasi dirumuskan oleh Sukarno, Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo untuk kemudian diketik oleh Sayuti Melik pada Jumat dini hari, 17 Agustus 1945.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangunan ini tetap menjadi tempat tinggal Laksamana Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia pada September 1945. Selanjutnya gedung ini digunakan sebagai Markas Tentara Inggris.
Setelah beberapa kali berpindah tangan, pada 1984 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada waktu itu Prof Dr Nugroho Notosusanto, memberikan instruksi kepada Direktur Permuseuman agar gedung tersebut menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Dari kajian dan data-data yang didapat, akhirnya dibuat replika benda-benda yang sama seperti di dalam rumah Maeda selama dia tinggal di rumah tersebut. Replika benda-benda itu juga dibuat semirip mungkin dengan aslinya.