FOTO: Protes Pencurian dan Penggelembungan Suara, Massa Caleg Partai Golkar Dapil 8 DKI Jakarta Bakar Ban di Jalan
Mereka memprotes atas pencurian dan penggelembungan suara yang diduga dilakukan rekan satu partai di dapilnya yaitu Daerah Pemilihan 8 Provinsi DKI Jakarta.
Massa dari Aliansi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar Dapil 8 Provinsi DKI Jakarta melakukan aksi bakar ban untuk memprotes dugaan pencurian dan penggelembungan suara.
Massa dari Aliansi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar Dapil 8 Provinsi DKI Jakarta melakukan aksi bakar ban bekas di pinggir jalan. Foto merdeka.com / Arie Basuki
Mereka berunjuk rasa ketika Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Jaksel sedang berlangsung di Jakarta, pada Selasa (5/3/2024). Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Mereka memprotes atas pencurian dan penggelembungan suara yang diduga dilakukan rekan satu partai di dapilnya. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Diketahui dapil yang mereka sebutkan itu yakni Daerah Pemilihan 8 Provinsi DKI Jakarta yang didasari bukti data dari C1 hasil dengan data yang tertulis dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU, yang terkumpul untuk meloloskan caleg tersebut. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Massa Aliansi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar Dapil 8 Provinsi DKI Jakarta juga membentangkan banyak spanduk selama berlangsungnya Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara tingkat Jaksel di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto merdeka.com / Arie Basuki
Mereka juga berorasi saat melakukan aksi selama berlangsungnya Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara tingkat Jaksel di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto merdeka.com / Arie Basuki
Massa Aliansi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar Dapil 8 Provinsi DKI Jakarta berorasi di depan bakaran ban bekas saat berlangsungnya Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara tingkat Jaksel di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto merdeka.com / Arie Basuki
Massa yang tergabung dalam Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) itu mempersoalkan 51 calon peserta didik (CPD) lulusan SMPN 19 Depok yang dianulir dari 8 SMA Negeri.