Gadis pesta ini mengenal Islam di klub malam
Hujatan yang diterimanya tidak memutus niatnya untuk tetap memeluk Islam.
Matanya berwarna biru teduh, kulitnya putih, rambutnya pirang sebelum mengenakan kerudung. Ketika Amy Sall mulai memakai jilbab, dia menarik perhatian banyak orang, terutama di jalanan. Orang yang berpapasan dengannya kerap mencaci atau mengeluarkan kata-kata penghinaan. Tapi itu semua tidak menyurutkan niat perempuan Inggris berusia 29 tahun itu untuk tetap memeluk Islam.
Amy mengaku awalnya cukup terkejut dengan reaksi orang asing yang tidak mengenalnya. Perempuan yang memiliki tiga putri ini masuk Islam saat menikahi suaminya Amadou yang beragama Islam pada April 2010.
"Ketika saya sedang berjalan memakai jilbab seorang pria lewat kemudian berhenti dan meneriaki saya, 'Muslim brengsek!'," kata dia seperti dilansir surat kabar The Sun tahun lalu.
"Saya sangat terkejut tapi saya harus menghadapi situasi itu. Sejak peristiwa 11 September banyak orang di negeri ini yang berpikir bahwa semua muslim itu fundamentalis dan teroris."
Amy mengaku di dulunya adalah seorang gadis yang suka pesta dan minum-minum.
"Ironisnya saya dulu adalah anak liar dan hingga saat ini saya terkadang masih pergi ke klub malam bersama teman-teman, membuka jilbab dan minum-minum."
Tapi ketika dia pulang ke rumah, Amadou selalu marah kepadanya. Suaminya itu memperingatkan dia tidak keberatan jika Sall pergi keluar dan minum-minum tapi jika dia sampai mabuk dan di luar kendali maka Amy dilarang kembali ke rumah.
"Saya mencoba berusaha salat lima kali sehari tapi saya jujur belum bisa melakukannya. Itu membuat saya merasa bersalah dan tidak bisa menjadi seorang muslim seharusnya."
Ketika pergi ke masjid, Amy sadar orang suka berbisik-bisik di belakang dia. "Omongan itu bukan berasal dari teman dekat Amadou, tapi dari orang-orang tua yang berpikir saya tidak serius masuk Islam dan tidak pakai jilbab setiap saat."
Amy memiliki teman dekat bernama Donna, seorang perempuan Inggris yang juga baru masuk Islam. Donna lebih serius dalam berislam dan Amy sering berkonsultasi dengannya.
"Saya masih berusaha mempelajari peran perempuan di dunia muslim dan saya merasa tidak akan sepenuhnya bisa menjalaninya. Ini seperti hidup di dua dunia."
Meski menjadi muslim merupakan sebuah tantangan tapi Amy masih lebih setia kepada suaminya. Mereka kini menjalani pernikahan bahagia.
"Sebelum melahirkan Alfred saya sangat liar. Saya suka pergi ke klub malam hampir saban hari dan minum-minum."
"Saya banyak melakukan kesalahan di masa lalu dan karena itulah keluarga saya menyambut baik hadirnya Amadou. Mereka pikir dia bisa membuat saya lebih terkendali. Amadou orang yang serius tapi kami cocok."
"Kami menikah dalam waktu enam bulan dan waktu itu saya tahu harus masuk Islam untuk bisa bersamanya. Saya sangat mencintainya dan saya ingin terus bersamanya jadi saya katakan saya mau masuk Islam.
Amy masuk Islam di hari ketika mereka menikah.
"Saya harus mengucap kalimat syahadat di depan imam. Saya belum membaca Alquran ketika itu tapi sejak itu saya berusaha belajar. Saya juga membaca di Internet dan senang bergabung dengan kelompok perempuan muslim di Facebook."
Suami Amy, Amadou, 37, berasal dari Afrika Barat. Dia bekerja di pergudangan Tesco dan mereka kini tinggal di Middlesbrough dengan tiga anak. Anak pertama Alfred, tujuh tahun, berasal dari pernikahan Amy sebelumnya. Anak kedua Aminata, enam tahun dan Kade tiga tahun. Mereka telah menikah selama enam tahun.
"Lucunya kami bertemu di klub malam meski Amadou tidak minum-minum atau merokok dia suka menari dan saya langsung memperhatikannya ketika itu," ujar Amy.