Ganjar Terharu Warga Tak Mau ke Luar Rumah saat Jokowi ke Gianyar Usai Pencopotan Baliho
Ganjar mengatakan, bahwa dirinya sangat terharu ketika beberapa warga mengunci diri tidak ke luar rumah setelah adanya hal tersebut.
Ganjar sangat terharu ketika beberapa warga mengunci diri.
Ganjar Terharu Warga Tak Mau ke Luar Rumah saat Jokowi ke Gianyar Usai Pencopotan Baliho
Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mengaku, mendapatkan informasi bahwa ternyata ada warga yang enggan ke luar rumah saat terjadinya pencopotan baliho ketika kunjungan Presiden Jokowi ke wilayah Kabupaten Gianyar, Bali.
- Ganjar Nilai 5 Penegakan Hukum Era Jokowi, TKN Prabowo-Gibran: Sampaikan Itu ke Mahfud MD
- Ganjar Beri Rapor Merah untuk Penegakan Hukum dan HAM Era Jokowi: Jeblok, Poinnya 5!
- Setelah Goyang Ombak Panglima TNI, Kini Jokowi Pamer Goyang Jempol di HUT TNI ke-78
- Ganjar Ungkap Pesan di Balik Gandeng Tangan Prabowo Depan Jokowi
"Saya dengar dari cerita warga," kata Ganjar, di acara Obrolan Santai (Obras) bersama Ganjar Pranowo, di Kantor DPD Partai PDI Perjuangan Bali, di Kota Denpasar, Kamis (2/11).
merdeka.com
Ganjar mengatakan, bahwa dirinya sangat terharu ketika beberapa warga mengunci diri tidak ke luar rumah setelah adanya hal tersebut.
"Tapi suara yang mengharukan saya, satu saja ketika kemudian beberapa rumah, maksudnya warganya mengunci diri tidak mau keluar rumah, ada apa? Maka saya dengar, diminta untuk ke luar rumah, tidak mau. Baru saya tahu bagaimana perasaan warga saat itu, wah terharu, saya terharu, terharu, dan mau di rumah saja. Ini rasa bapak- ibu, ini rasa yang ada," ungkapnya.
merdeka.com
"Maka saya sampaikan inilah modal sosial kita sebenarnya kalau PDI Perjuangan bersama rakyat benar-benar sungguh indah. Kalau istilah kita, kalau kita tertawa menangis bersama itu hari ini muncul, hari ini muncul. Ayo kita jaga ketenangan. Tetapi itulah kita tetap jaga kondisi agar semua menjadi kondusif," ujarnya.
merdeka.com
Sementara itu, di tempat yang sama Mantan Sekretaris DPD PDIP Bali sekaligus anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta mengatakan, bahwa warga saat kedatangan Presiden Jokowi tidak menutup pintu tetapi tidak keluar rumah untuk menyambut kedatangan Jokowi seperti biasa.
"Saat Bapak Jokowi datang. Masyarakat di sana bukan menutup pintu, masyarakat di sana tidak keluar, iya apa yang menyebabkan mereka tidak keluar, kenapa mereka tidak menyambut presiden, saya tidak tau," ujarnya.
merdeka.com
Saat ditanya apakah karena pencabutan baliho, pihaknya menyatakan tidak tahu. "Iya tidak tau, intinya pada saat itu sepi," ujarnya.
Sementara, Ketua Dewan Pertimbangan DPD PDIP Bali I Nyoman Adi Wiryatama juga mengatakan, bahwa warga tidak ke luar itu sah-sah saja.
"Itu kan warga sah-sah saja. Sekarang masyarakat sudah cerdas. Masyarakat sudah lebih cerdas dari kita elit partai ini, maksudnya sudah bisa membaca situasi. Perasannya dia gimana," ujarnya.
"Kalau memang dia pasang baliho, tiba-tiba dipinggirin tanpa izin. Mungkin ya merasa dia memiliki, Kenapa kita keluar, baliho kita saja dipinggirin. Mungkin itu maksudnya," ujarnya.
Sebelumnya, petugas Satpol PP Bali, melalukan pencabutan bendera Partai PDIP dan baliho calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang Kunjungan Kerja (Kunker) Presiden Jokowi di Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar Bali, pada Selasa (31/10) sekitar pukul 10:20 WITA.
Petugas Satpol PP awalnya mencopot sejumlah bendera Partai PDIP yang memang banyak diletakkan di area pagar tembok Balai Desa Batu Bulan dan juga mencopot sebuah baliho Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang tepat berada di seberang jalan atau di depan Balai Desa Batu Bulan.