Gas 3 kilogram langka di Bogor
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Wilayah Bogor, Bahriun menyebut kelangkaan gas elipiji tiga kilogram di Bogor disebabkan karena libur panjang sejak Jumat (1/12) sampai Minggu (3/12), musim penghujan, banyaknya masyarakat yang menggelar pesta pernikahan.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Wilayah Bogor, Bahriun menyebut kelangkaan gas elipiji tiga kilogram di Bogor disebabkan karena libur panjang sejak Jumat (1/12) sampai Minggu (3/12), musim penghujan, banyaknya masyarakat yang menggelar pesta pernikahan, dan masih tingginya penggunaan elpiji di rumah-rumah makan.
"Bisa karena liburan panjang kemarin Maulid Nabi, terus musim hujan. Musim hujan juga pengaruh, karena yang biasanya satu tabung bisa jadi tiga tabung," kata Bahriun, Selasa (5/12).
Bahriun menambahkan, faktor lainnya seperti musim pernikahan ditambah masih adanya rumah makan yang menggunakan gas tersebut menjadi salah satu faktor kelangkaan gas bersubsidi ini.
"Pesta pernikahan bisa pakai 15 tabung untuk masak, bahkan sampai 20 tabung," katanya.
Meski demikian, pihaknya akan melakukan operasi pasar di sejumlah titik di kota maupun di Kabupaten Bogor. Dalam operasi tersebut, warga diharuskan membawa KTP dan maksimal pembelian tiga tabung.
"Ada laporan, kita operasi pasar, karena kebutuhan masyarakat harus kita penuhi. Kuota gas tiga kilogram untuk bulan ini juga cukup, untuk kota ada 700 ribu dan kabupaten 4 juta tabung," tutupnya.
Pemkot Bogor gelar operasi pasar
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor Achsin Prasetyo menuturkan, operasi pasar akan dilaksanakan selama dua hari terlebih dahulu. Apabila persediaan gas elpiji di pasaran sudah dirasa stabil, operasi pasar akan dihentikan.
Setelah operasi pasar, pihaknya akan terus memantau pangkalan penjualan gas elpiji yang sudah terdaftar di dinas.
"Kami juga selalu kontak Hiswana Migas, untuk memastikan ketersediaan di lapangan," sebut dia.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menduga, banyak faktor yang menyebabkan gas elpiji di wilayahnya sulit ditemukan sejak sepekan lalu. Di antaranya, Bima menyebut, liburan panjang hingga menyebabkan konsumsi meningkat dan masih banyak warung serta restoran yang masih menggunakan gas tiga kilogram.
Selain itu, pengembalian tabung dari pengecer ke pangkalan untuk diisi juga menjadi kendala.
"Banyak yang terlambat, sehingga terjadi penumpukan di satu pihak saja," ucap Bima.
Untuk mengantisipasi kelangkaan di Kota Bogor, lanjut Bima, operasi pasar akan diselenggarakan di 10 titik dengan masing-masing lokasi tersedia 560 tabung gas. Dalam operasi ini, tiap tabung gas dijual dengan harga Rp 16.000.
"Syaratnya, masyarakat harus membawa KTP dan mendaftarkan diri di tempat berlangsungnya operasi pasar. Setiap KTP hanya dapat membeli satu tabung gas saja," katanya.