Gudang Gas Elpiji yang Terbakar di Bali Diduga Tempat Oplosan
Dugaan pengoplosan gas itu menguat setelah tim menemukan tabung gas mulai ukuran subsidi tiga kilogram, 12 kilogram dan 50 kilogram di lokasi kejadian.
Saat ini, BUMN minyak dan gas bumi itu sedang nunggu hasil investigasi dari aparat kepolisian terkait kebakaran yang melalap gudang tersebut.
Gudang Gas Elpiji yang Terbakar di Bali Diduga Tempat Oplosan
PT Pertamina Patra Niaga menyebutkan gudang Liquified Petroleum Gas (LPG) yang mengalami kebakaran di Denpasar, Bali, diduga melakukan praktik pengoplosan karena bukan agen atau pangkalan resmi.
"Diduga tempat tersebut merupakan tempat praktik pengoplosan," kata Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Denpasar, Minggu (9/6).
Dia memastikan, gudang yang mengalami kebakaran itu bukan agen atau pangkalan resmi setelah tim internal BUMN itu melakukan pengecekan ke lokasi kejadian.
Dugaan pengoplosan gas itu menguat setelah tim menemukan tabung gas mulai ukuran subsidi tiga kilogram, 12 kilogram dan 50 kilogram di lokasi kejadian.
Saat ini, BUMN minyak dan gas bumi itu sedang nunggu hasil investigasi dari aparat kepolisian terkait kebakaran yang melalap gudang tersebut.
"Saat ini pihak Pertamina menunggu hasil investigasi dan rilis resmi dari kepolisian," ujarnya.
Gudang gas elpiji di Denpasar, Bali, terbakar. Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 18 orang mengalami luka-luka sehingga dirawat di beberapa rumah sakit.
"Saat ini ke-18 korban sedang dirawat intensif di beberapa rumah sakit," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/6) malam.
Dia menjelaskan, menurut keterangan para saksi, gudang eceran gas elpiji milik CV. Bintang Bagus Perkasa di Jalan Kargo Taman I, Nomor 89 Banjar Uma Sari, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, itu terbakar sekitar pukul 06.10 WITA.
Para saksi mendengar letupan beberapa kali di luar rumah. Saat keluar, saksi melihat enam atau tujuh orang melompat dari gudang gas elpiji dalam keadaan mengalami luka bakar.
Sekitar 5 sampai 10 menit kemudian keluar asap tebal dari gudang tersebut.
Melihat hal tersebut, para saksi mengamankan mobil dan sepeda motor yang ada di pinggir jalan. Beberapa menit kemudian, saksi melihat api sudah besar diiringi suara ledakan tabung.
"Mengetahui kejadian tersebut kemudian saksi menghubungi pemadam kebakaran yang berada di Imam Bonjol dan sekitar lukul 07.00 WITA pemadam kebakaran datang sebanyak lima unit dan berusaha memadamkan api yang ada di dalam gudang gas," imbuhnya.
Selain itu, besarnya kobaran api merembet ke gudang bahan bangunan PT. Tratas Inti Bangunan yang berada di sebelah barat gudang gas atau TKP. Sekitar pukul 10.30 WITA, api baru dapat dipadamkan.
"Untuk korban rata-rata mengalami luka bakar serius dan merupakan karyawan dari gudang tersebut. Saat ini para korban sudah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit," ujarnya.
Sementara, terkait ada dugaan bahwa gudang gas elpiji tersebut tidak berizin atau ada indikasi gudang tersebut diduga sebagai tempat pengoplosan gas elpiji, pihak kepolisian masih melakukan proses penyelidikan.
"Polresta Denpasar sudah mengecek langsung ke TKP, untuk penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan dan tim dari Bidlabfor Polda Bali besok akan mengecek penyebab dari kebakaran tersebut," ujarnya.
Identitas Korban
Sebanyak 18 korban kebakaran gudang elpiji di Denpasar dirawat di sejumlah rumah sakit. Di Rumah Sakit Husada, Denpasar, sebanyak tiga orang bernama Yoga Wahyu Pratama (24) M. Umar Effendi (34) Edi (34).
Kemudian, yang dirawat di Rumah Sakit Mangusada, Badung, ada sebanyak empat orang, bernama Wiri Sumardi (35) Ahmad Tamyis Mujaki (25) Danu Sembara (31), Suherminadi (47).
Lalu, korban dirawat di Rumah Sakit Wangaya, Denpasar, satu orang bernama Katiran (61), dan di Rumah Sakit Bali Med Denpasar ada sebanyak dua orang bernama Yudi dan Diki.
Selanjutnya, korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah atau Sanglah, Denpasar, sebanyak 8 orang bernama Eko Budi Santoso, Robiaprianus Amput, Ernus, Yolla Aldy, Mohamad Sofyan, Yudis Aldyanto, Purwanto dan Didik Suryanto.