Gelar OSC 2023, Langkah UT Terus Jalankan Perkembangan Teknologi
Konferensi ini juga diharapkan menjadi langkah UT untuk meningkatkan publikasi internasional.
Konferensi ini juga diharapkan menjadi langkah UT untuk meningkatkan publikasi internasional
Gelar OSC 2023, Langkah UT Terus Jalankan Perkembangan Teknologi
Memasuki tahun ke-15, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT) menggelar acara Open Society Conference (OSC) yang merupakan konferensi internasional tahunan yang rutin dilaksanakan.
Kegiatan tersebut bagian dari upaya UT dalam mengikuti kemajuan teknologi yang telah mengubah cara hidup masyarakat dalam bekerja dan berinteraksi.
- Gelar Konferensi Internasional, BPKH Cari Peluang Investasi di Ekosistem Haji
- BATIC 2023: Transformasi dan Inovasi Strategi Jitu di Tengah Evolusi Teknologi Digital yang Dinamis
- KTT ASEAN adalah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Berikut Sejarah dan Tujuannya
- Gelar Seminar Internasional, Universitas Terbuka Dorong Pengalaman dan Pengetahuan Pengajar
Untuk tahun ini, OSC hadir dengan tema Empowering Technology: Humanities, Business & Political Perspectives in VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambigous) Era. Tema besar ini diangkat sebagai cara merangkum semangat zaman yang penuh tantangan.
Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat dalam sambutannya mengatakan, The 5th OSC mengambil peran penting, dalam menghadirkan wawasan multidimensi yang akan membahas isu-isu dalam bidang teknologi, humaniora, bisnis, dan perspektif politik.
"Dalam acara hari ini, teknologi akan menjembatani perspektif dari sisi bisnis, politik, dan humaniora, dimana akan digelar diskusi yang mempertemukan para ahli, sekaligus memperkaya intelektual bagi mahasiswa," kata Ojat dalam sambutannya, Rabu (13/9).
Dia menambahkan, konferensi kali ini bukan sekadar mendiskusikan ide maupun gagasan. Namun diharapkan menginspirasi, lewat kolaborasi yang akan menavigasi berbagai tantangan yang harus dihadapi dan bagaimana caranya melihat peluang di era VUCA.
Diketahui, OSC yang digelar UT ini, juga berhasil menarik perhatian banyak sivitas akademika, baik dari kalangan dosen, praktisi, tenaga pendidik, hingga mahasiswa. Termasuk juga dai internal UT maupun di luar UT. Tercatat, hingga saat ini ada 132 abstrak dari para peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri yang diserahkan, dan melewati proses seleksi untuk peninjauan naskah 2023. Dari artikel yang terpilih itu, Ojat menjelaskan bahwa riset tersebut bukan hanya dipresentasikan, namun juga akan dipublikasikan ke jurnal nasional ataupun internasional, seperti Atlantis Press, Web of Science, dan Jurnal Sinta.
"Jadi nantinya, dari UT sendiri akan reward bagi teman-teman yang artikelnya dipublikasikan di jurnal internasional terindex scopus untuk Q1, satu jurnal itu (nilainya) Rp40 juta. Termasuk juga di jurnal nasional di Jurnal Sinta sekitar Rp20 juta. Reward itu sebagai motivasi bagi mereka untuk menulis lagi," kata Ojat.
Ditambahkan Dekan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Politik Universitas Terbuka, Muhammad Husni Arifin, humaniora menjadi pembicaraan dalam forum ini karena dinilai merefleksikan FHISIP secara keseluruhan.
"Teknologi itu merupakan tools yang erat kaitannya dengan manusia. Teknologi menjadi kekuatan untuk pemberdayaan, kemajuan, dan perubahan positif untuk meningkatkan kesejahteraan bagi manusia dan kemanusiaan di Indonesia maupun di dunia," katanya.
Konferensi ini juga diharapkan menjadi langkah UT untuk meningkatkan publikasi internasional, terutama setelah kampus ini menyandang status baru sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum. Selain itu, juga memberikan pandangan yang lebih jelas, tentang bagaimana kekuatan kerja sama lintas disiplin ilmu, untuk menghadirkan beragam inovasi, dalam menghadapi dinamika zaman yang terus berkembang.