Giliran Edy Rahmayadi Doakan Anies Sembuh dari Covid-19
Sebagai pejabat publik, Edy juga mengaku dirinya juga rentan terpapar Covid-19. Dia bahkan sampai takut menjumpai ibunya yang sudah berusia lanjut.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkonfirmasi Covid-19. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mendoakan agar dia segera sembuh.
“Semoga cepat sembuhlah. Semualah, semua rakyat Indonesia,” ucap Edy Rahmayadi di rumah dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Medan, Selasa (1/12).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa Erna Herawati mengalami kesulitan saat pandemi? “Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,” kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Sebagai pejabat publik, Edy juga mengaku dirinya juga rentan terpapar Covid-19. Dia bahkan sampai takut menjumpai ibunya yang sudah berusia lanjut.
“Kek mana, saya pun bisa kena ini nanti kalau saya kontak erat sama rakyat. Rumah sakit ini, datang saya ke sana, datang saya ke sini. Makanya saya sampai sekarang ini ibu saya, mama saya, tak terlihat saya. Kenapa? Karena saya takut saya kontak erat, mama saya kan sudah berusia lanjut,” sebutnya.
Edy mengaku sudah 17 kali melakukan tes usap atau swab test PCR. Namun itu tidak diberitahukan kepada khalayak umum.
“Yang jelasnya setelah saya, wow negatif, baru tak umumkan. Tapi kalau nanti positif, aku tak mau umumkan, nanti kelen ribut itu, masuk ke mana-mana itu. Doakanlah saya sehat terus,” katanya sambil tertawa.
Mantan Panglima Kostrad ini juga mengatakan, saat ini Satgas Covid-19 Sumut sedang berupaya meningkatkan jumlah tes PCR di Sumut, agar sesuai dengan ketentuan WHO. Dengan jumlah penduduk 16 juta, setidaknya harus ada 2.100 sampel yang dites setiap hari.
Saat ini, kata Edy, tes PCR di Sumut masih berkisar 1.500-1.800 sampel setiap hari. Padahal di daerah ini sudah ada 21 laboratorium yang mampu menguji 2.600 sampel per hari.
Satgas Penanganan Covid-19 Sumut kesulitan untuk melakukan swab tes PCR, karena masih banyak rakyat yang menolak.
“Sehingga kita lebih prioritas saat ini orang-orang di rumah sakit yang kita swab. Tapi masyarakat yang di kampung-kampung, di kecamatan, di kabupaten, ini yang sulit mereka diswab, mereka tidak mau. Itu haknya rakyat. Untuk itulah pembelajaran, sosialisasi, edukasi, ini yang sedang kita lakukan, sampai saat ini kita lakukan,” tegas Edy.
Baca juga:
Satgas: Kasus Kematian Covid-19 di Jateng Naik 134 Persen dalam Sepekan
Wali Kota Airin Jelaskan Alasan Tangsel Masuk Zona Merah Covid-19
Sepekan Terakhir Kasus Covid-19 Naik 19,8 Persen, Jateng Tertinggi
Melalui Vaksinasi, Keluarga Sehat dan Produktivitas Meningkat
Sekda Sebut Lonjakan Covid-19 di Kota Bandung Dampak Libur Panjang Akhir Oktober