Grader, penentu kualitas rokok
"Jadi kalau industri membeli sampai Rp 100 juta maka grader dapat lima persennya," ujar warga Wonosobo, Oksi.
Tak banyak yang tahu bahwa mutu sebuah rokok ternyata sangat ditentukan oleh keahlian khusus yang tidak dimiliki semua orang. Pencium tembakau atau grader adalah salah satu unsur penting dalam raksasa industri rokok.
Di daerah penghasil tembakau seperti Wonosobo, Parakan, Temanggung, pekerjaan grader menjadi salah satu andalan. Tidak setiap orang bisa menjadi grader, butuh indra penciuman yang tajam dan pengalaman mumpuni untuk dipercaya industri rokok.
Grader biasanya hanya bekerja ketika musim panen tembakau tiba. Saat itulah hidung-hidung grader mulai berhaga mahal.
Grader akan menciumi satu persatu gulungan tembakau petani untuk ditentukan kualitas dan harganya. Semakin baik kualitas yang dimiliki daun tembakau, harganya akan semakin mahal.
Para grader inilah yang menentukan kualitas sebuah daun tembakau hasil panen petani. Di hidung para grader, nasib petani dan industri rokok dipertaruhkan.
"Mereka menentukan kualitas dan tentu saja harga. Daun tembakau yang kualitas baik biasanya berada di paling atas," ujar Oksi, warga Wonosobo kepada merdeka.com, Jumat (25/5).
Sebagai warga Wonosobo, Oksi juga menanam tembakau. Secara umum, ciri tembakau yang bagus berwarna kekuningan merata dari atas sampai bawah. Tetapi faktor pengeraman tembakau, kecukupan sinar matahari waktu penjemuran, dan ketepatan waktu pemasukan ke dalam keranjang akan sangat memperngaruhi kualitas tembakau.
"Dan yang tahu persis dan dipercaya adalah para grader. Tidak banyak yang bisa menjadi grader," terangnya.
Saat panen tembakau tak jarang bos-bos besar industri rokok turun langsung ke lapangan untuk memantau pembelian tembakau. Para grader biasanya sudah dikontrak oleh perusahaan rokok.
"Sistemnya ada yang persentase atau ada yang dibayar sesuai kontrak. Misalnya untuk persentase sebesar 5 persen dari total pembelian. Jadi kalau industri membeli sampai Rp 100 juta maka grader dapat lima persennya," terangnya.
Uang yang besar tentu memicu orang untuk menjadi grader, tetapi menjadi pencium tembakau ternyata tidak mudah. Butuh bakat khusus yang tidak bisa dimiliki semua orang termasuk anak dari si grader sendiri.
"Kendalanya biasanya kalau pas panen ada grader yang sakit atau pilek, maka dia tidak bisa mencium bau. Makanya setiap industri rokok besar biasanya punya lebih dari dua grader yang dikontrak," ujarnya.
Kepercayaan juga menjadi salah satu modal penting menjadi grader. Bila memanipulasi kualitas perusahaan rokok biasa tidak akan menggunakan jasa grader tersebut.
Kualitas tembakau sendiri biasanya dibagi menjadi lima tingkatan. Kualitas terbaik disebut kualitas A, dan seterusnya.
"Pekerjaan ini sangat menentukan kualitas rokok. Rokok yang baik selain campuran yang tepat juga harus memilih bahan yang terbaik. Dan tembakau yang baik biasanya ditentukan oleh grader," imbuhnya.