Harga Beras Naik dan Langka di Pasaran, Ternyata Ini Biang Keroknya
Saat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Saat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Harga Beras Naik dan Langka di Pasaran, Ternyata Ini Biang Keroknya
Ternyata Ini Biang Keroknya Harga Beras Melonjak dan Langka
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengatakan, kenaikan harga beras telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Reynaldi mencatat, saat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kilogram (kg). Sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
"Ini harga beras tertinggi sepanjang pemerintahan presiden Jokowi," ujar Reynaldi kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (12/2).
Selain alami kenaikan harga, lanjut Reynaldi, pasokan beras medium maupun premium juga mulai langkah di pasar tradisional.
Kondisi ini menyebabkan harga beras menjadi semakin mahal.
"(Saat ini) beras melonjak dan sulitnya beras didapati di pasar tradisional," ungkap Reynaldi.
Reynaldi menyebut, kenaikan dan kelangkaan beras ini diakibatkan oleh ketidakakuratan data pemerintah atas pasokan beras untuk kegiatan bantuan sosial (bansos) pangan maupun konsumsi masyarakat secara umum.
Kondisi ini diperparah dengan ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi badai El-Nino.
Ke depan, IKAPPI meminta pemerintah agar berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya untuk mendapatkan pasokan di pasar tradisional yang masih terus berlangsung.
Mengingat, kondisi ini dapat merugikan masyarakat selaku konsumen akibat pelemahan daya beli.
"Ini penting karena ini momen politik, musim pemilu sehingga banyak beras yang di ambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait penyebab kelangkaan beras jenis premium di retail modern yang banyak dikeluhkan konsumen.
Arief mengatakan, kelangkaan beras yang terjadi di retail modern tidak ada kaitannya dengan penyaluran program bantuan sosial (bansos) pangan yang tengah digencarkan Pemerintah Jokowi.
"Tidak ada (kaitannya bansos)," kata Arief saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Minggu (11/2).
Arief menyebut, kelangkaan beras saat ini diakibatkan oleh dampak El Nino yang mempengaruhi produksi padi di dalam negeri.
Atas kondisi ini, stok beras di pasaran menjadi mahal dan langka.
"Memang kita perlu beras lebih banyak saat ini. Dan Pemerintah menyeimbangkan kekurangan karena tidak dapat tanam akibat el nino dengan importasi," ungkapnya.
Dia menekankan, pemerintah telah menghentikan sementara bansos pangan beras kemasan 10 kilogram (kg) mulai 8 sampai 14 Februari 2024.
Penyetopan sementara penyaluran bansos beras ini merupakan instruksi dari Presiden Jokowi untuk menghargai perayaan Pemilu secara serentak pada 14 Februari 2024.
"Februari Khusus bantuan pangan beras pemerintah untuk sementara tanggal 8 sampai 14 Februari 2024 dihentikan. Pak Presiden (Jokowi) memang sampaikan harus hargai Pemilu, supaya tidak ada anggapan politisasi bantuan pangan," ucapnya.
Namun khusus program selain bantuan pangan, pemerintah tetap akan menyalurkan untuk kebutuhan masyarakat luas. Antara lain pengiriman beras ke pasar tradisional, modern market outlets (retail modern), Pasar Induk Beras Cipinang.