Gubernur NTT Memikirkan KTT ASEAN Sampai Langsing: Bukan Diet tapi Stres
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses diselenggarakan. Gubernur NTT Viktor Laiskodat pun menceritakan kekurangan dan kelebihan selama KTT ASEAN berlangsung.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses diselenggarakan. Gubernur NTT Viktor Laiskodat pun menceritakan kekurangan dan kelebihan selama KTT ASEAN berlangsung.
Saat melakukan kunjungan kerja di SMAK St Gregorius Reo, Kabupaten Manggarai pada Senin (15/5) kemarin, Viktor mengatakan dia berkantor di Labuan Bajo kurang lebih sudah tiga minggu, dan terlihat postur tubuhnya makin langsing namun bukan karena diet, tapi stres.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
"Saya sudah meninggalkan Kupang tiga minggu lebih. Kalau bapak-bapak ketemu saya dua minggu lalu akan kaget hari ini, karena saya agak langsing. Langsing bukan karena diet tapi stres," ceritanya.
Saat sedang bercerita terkait ditunjuknya Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN Ke-42 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), tamu undangan yang hadir dalam kunjungan kerjanya di SMAK St. Gregorius Reo pun bertepuk tangan.
Namun Viktor melarang seluruh undangan untuk tidak bertepuk tangan, karena dia sedang ingin menceritakan masalah yang dia hadapi jelang KTT ASEAN.
"Jangan tepuk tangan dulu, dengar dulu. Saya lagi cerita saya punya masalah kenapa tepuk tangan?" ujarnya disambut gelak tawa seluruh undangan yang hadir.
Menurut Viktor, seluruh masyarakat NTT patut berbangga karena penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo berjalan aman dan sukses. Namun di balik kesuksesan itu dia mengaku stres, karena menjawab siap saat ditanya Jokowi.
"Stresnya mengapa, karena bapak Presiden Joko Widodo apakah siap hari H-nya? Siap bapak. Sambil kita siap, sambil kita berhitung dan ternyata kita tidak siap," katanya.
Viktor mengungkapkan, tiga bulan sebelum pelaksanaan KTT ASEAN, dia melaporkan kepada Jokowi bahwa Labuan Bajo sebagai tuan rumah kekurangan 1.300 kamar hotel, dan pengerjaannya tidak terkejar.
"Ya sudahlah bapak mau pindah ya sudah tidak apa-apa, tapi saya sudah omong di mana-mana bahwa kita tuan rumah KTT ASEAN. Ini malunya tidak tahan, nanti kalau kita pindah, kita malunya bukan main," jelasnya.
Jokowi pun menjawab bahwa bisa dicari jalan keluarnya, dengan memanfaatkan rumah penduduk sebagai penginapan. Seluruh panitia nasional diwajibkan menginap di rumah pendukung.
"Apalagi gubernur, selama tiga minggu di Labuan Bajo gubernur tinggal di kost-kostan. Jadi teman-teman dari Jakarta tidak percaya dan mereka cek sendiri, ternyata gubernur betul tinggal di kost-kostan," ungkap Viktor.
"Mereka bilang kasihan tapi saya bilang, justru keputusan Presiden ini momentum kebangkitan Nusa Tenggara Timur khusunya bidang pariwisata. Mengapa saya stres, karena di saat kita jadi tuan rumah dan segala sesuatu tidak tersedia," tambahnya.
Dia pun memuji langkah Jokowi yang mengambil risiko dengan menunjuk Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN Ke-42.
"Bapak Presiden gampang sekali bisa taro ini di Jakarta, taruh Bali gampang selesai. Tapi itulah Presiden kita Joko Widodo, dia mengambil risiko untuk tetap bertahan di Labuan Bajo," kata Viktor.
Viktor mengungkap, NTT khususnya Labuan Bajo mencatat sejarah sebagai salah satu daerah referensi tempat penyelenggaraan konferensi internasional, maupun pertemuan-pertemuan bertaraf internasional selain Jakarta dan Bali.
"Ada tiga daerah referensi di Indonesia, pertama Jakarta, kedua Bali dan ketiga Labuan Bajo. Dan semua yang hadir di Labuan Bajo mereka menyatakan, Labuan Bajo luar biasa dan sangat indah," tutupnya.
(mdk/cob)