Ini Hasil Analisa PVMBG Terkait Dua Kali Erupsi Gunung Agung
Saat ini, status aktivitas Gunung Agung masih berada di Level III (Siaga) dan radius bahaya masih berada di dalam radius 4 km.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, tentang terjadinya erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. Menurut Devy, erupsi Gunung Agung pada Jumat (22/2) sore dua kali terjadi.
Pertama pada pukul 16.31 Wita, dengan ketinggian 700 meter di atas puncak. Kemudian pada pukul 17.01 Wita dengan ketinggian 300 meter di atas puncak.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Dimana letak Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Bagaimana cara mencapai puncak Gunung Agung? Jika kamu berniat untuk mendaki gunung ini, terdapat tiga jalur pendakian yang dibuka, yakni jalur Pura Pasar Agung, jalur Besakih, dan jalur Budakeling melalui Nangka.
"Dampak erupsi berupa lontaran maupun hujan abu di sekitar area kawah. Kolom erupsi teramati condong ke Timur, namun arah angin sendiri mengarah ke Barat. Sehingga abu vulkanik berpotensi bergerak ke Barat," kata dia.
Devy juga menyampaikan, mengingat adanya abu vulkanik yang dikeluarkan. Maka PVMBG juga mengeluarkan Vona dengan kode warna orange supaya instansi terkait penerbangan udara dapat mengantisipasi lebih cepat.
"Analisis data komprefensif dari jaringan peralatan pemantauan Gunung Agung, menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan aktivitas magmatik di dalam tubuh Gunung Agung. Sehingga, erupsi yang terjadi merupakan suatu keniscayaan dan wajar terjadi," kata Devy.
Menurut Devy, pasca erupsi Gunung Agung masih tetap berpotensi untuk erupsi kembali. Karena tipe erups, yang mungkin terjadi dapat bersifat efusif atau aliran lava ke dalam kawah, maupun eksplosif atau lontaran lava pijar maupun abu.
"Indikasi untuk terjadinya erupsi yang besar atau yang setara dengan November 2017 lalu masih belum teramati," jelas Devy.
Saat ini, status aktivitas Gunung Agung masih berada di Level III (Siaga) dan radius bahaya masih berada di dalam radius 4 km. "PVMBG terus melakukan pemantauan 24 jam setiap hari untuk mengevaluasi ancaman bahayanya. Masyarakat agar tetap tenang namun tetap siaga dan mengikuti rekomendasi dari PVMBG," ujar Devy.
Baca juga:
Gunung Agung Erupsi, Status di Level Siaga
Penelitian Ilmuwan Inggris Disebut Bisa Ramal Gunung Agung Bali Meletus
Gunung Agung Kembali Erupsi, Sinar Api Muncul di Puncak Kawah
Gunung Agung Erupsi, Warga Dilarang Mendekati Radius 4 Km dari Kawah
Gunung Agung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Tertutup Kabut
Tersesat di Gunung Agung, WNA Asal Rusia Ditemukan Selamat
Gunung Agung Erupsi, Terlihat Semburan Api Pijar