Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 4,5 Km
Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl kembali meningkat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terpantau meluncurkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah ke arah Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16/12).
Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl kembali meningkat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terpantau meluncurkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah ke arah Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16/12).
"Pada pukul 09.01 WIB teramati awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah Jonggring Saloko ke arah Besuk Kobokan," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian di Gunung Sawur dalam laporannya ke BPBD Kabupaten Lumajang.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Apa yang menyebabkan erupsi Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi terjadi bersamaan? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi."Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama," jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
Berdasarkan pengamatan pada pukul 06.00-12.00 WIB, kawasan Gunung Semeru terpantau cerah, berawan, mendung, dan hujan, kemudian angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, dan barat daya dengan suhu udara 24-27 derajat celcius.
"Secara visual Gunung Semeru kabut dan asap tidak teramati. Pada pukul 09.01 terjadi luncuran awan panas sejauh 4,5 km ke arah Besuk Kobokan dan pada pukul 9.30 WIB terekam awan panas guguran dengan jarak luncur tidak teramati karena kabut," tutur Mukdas.
Status Gunung Semeru Level II atau Waspada
Mengenai aktivitas kegempaan, letusan terjadi satu kali dengan amplitudo 25 mm selama 70 detik, awan panas guguran tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 17-25 mm selama 395-912 detik, guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 5 mm selama 55 detik.
"Tercatat juga gempa tektonik lokal sebanyak empat kali, namun yang terasa satu kali, serta gempa tektonik jauh sebanyak dua kali," jelas Mukdas.
Aktivitas Gunung Semeru masih pada level II atau waspada, meskipun beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut.
Dilarang Beraktivitas hingga 5 Km dari Puncak
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan.
"Kami imbau warga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru," jelasnya.
Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, lanjut dia, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
"Masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," ujarnya seperti dilansir Antara.
Joko juga mengimbau masyarakat juga mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.