Guru di Bandung laporkan soal UN bocor ke Ombudsman
Haneda Sri Lastoto mengaku akan segera menindaklanjuti pelaporan tersebut.
Adanya dugaan kebocoran saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMA di Kota Bandung dipermasalahkan guru. Mereka yang tergabung dalam beberapa elemen melaporkannya ke Ombudsman Perwakilan Jabar.
Sekjen Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Iwan Hermawan mengatakan, kebocoran UN tahun ini cukup masif, salah satunya mata pelajaran IPS. Siswa sebelum pelaksanaan UN bisa mendapatkan soal dan jawaban melalui link yang tersebar di kalangan siswa.
"Setelah dicocokkan, ternyata ada laporan yang menyebut soal dan jawaban tersebut benar," kata Iwan di kantor Ombudsman Perwakilan Jabar, Bandung, Jumat (17/4).
Bahkan dia menyebut, saking terbuka lebarnya kebocoran UN, ada indikasi pungutan oleh pihak sekolah untuk membeli soal pada pihak tertentu yang kemudian diberikan pada siswa. Siswa pun urunan dengan nominal rata-rata Rp 70 ribu untuk membeli soal.
"Ini sudah sangat mengkhawatirkan. UN yang keberadaannya sejak 2004 tidak ada perbaikan. Masalah kebocoran ada lagi, ada lagi," terangnya.
Dari tahun ke tahun pelaksanaan UN tidak menunjukkan trend membaik. Justru sebaliknya. "Kami sudah capek melakukan berbagai cara. Tapi hal seperti ini terus terjadi."
Perwakilan guru lainnya Dwi Subawanto, meminta kepada pihak berwenang untuk mengusut adanya ulah tidak bertanggung jawab bagi penyebar soal dan jawab UN. Sebab jika terus terulang akan menyebabkan generasi penerus bangsa rusak.
"Tiap tahun hal-hal seperti ini jadi penyakit dalam dunia pendidikan. Ini harus dievaluasi," tegasnya.
Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Barat, Haneda Sri Lastoto mengaku akan segera menindaklanjuti pelaporan tersebut. Pihaknya juga menerima sejumlah barang bukti adanya ketidakberesan dalam pelaksanaan UN kali ini.
"Persoalan ini memang harus segera disikapi dan dipastikan apakah ini ini ada kepentingan pribadi atau ada kepentingan untuk merusak sistem," katanya.