Guru SD di Sukabumi cabuli 16 siswinya
Pelecehan seksual terhadap belasan perempuan di bawah umur diduga saat kegiatan belajar berenang.
Enam belas anak perempuan bersekolah di salah satu SD Negeri di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang guru bernisial AP.
"Informasi dari pihak sekolah dan pelajar yang mengaku telah dilecehkan oleh AP yang mengajar di sekolah tersebut, sudah ada 16 siswi perempuan yang dilehkan oleh guru berstatus PNS itu," kata Ketua PGRI Kecamatan Cisaat, Yudi Cucu Supriadi di Sukabumi, Jumat (19/2). dikutip Antara.
Yudi mengatakan, kasus pelecehan seksual itu sudah diserahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Untuk antisipasi terjadinya trauma berkepanjangan para korban pihak sekolah sudah menyiapkan psikolog dan psikiater dengan cara trauma hearing.
"Selain anak yang menjadi korban, orang tuanya juga mendapatkan terapi serupa," sambung Yudi.
Diketahui pelaku AP sudah menjadi guru selama 30 tahun dan tidak pernah menunjukan gelagat fedofilia. Bahkan pihak sekolah terkejut dengan apa adanya laporan itu. Selain harus menjalani proses hukum yang berlaku, AP juga terancam terkena sanksi dari PGRI berupa pencabutan dari keanggotan PGRI maupun dipecat dari status sebagai guru.
"Kami masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian, jika terbukti bersalah maka sanksi tegas akan dijatuhkan kepada guru ini," beber Yudi.
Ali Baihaqi, Kepala SD di mana tempat pelaku AP mengajar mengatakan pelaku baru satu tahun mengajar di sekolah yang dipimpinnya. Pelecehan seksual terhadap belasan perempuan di bawah umur diduga saat kegiatan belajar berenang. Pelaku AP diketahui sebagai guru olahraga.
"Adanya kasus pelecehan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah kami tidak terganggu. Dan anak yang menjadi korban masih tetap masuk sekolah dan tidak ada yang terlihat mengalami trauma berat," katanya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Cisaat, Kompol Warsito mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak SD ini, dan hingga kini sudah ada delapan korban yang didampingi orang tuanya melaporkan kasus tersebut."AP masih belum mengakui perbuatannya tersebut," katanya.