Harga tomat di Malang anjlok, petani rugi besar
Beberapa petani malah enggan memanen tomat, dan menggantinya dengan tanaman lain.
Harga sayuran jenis tomat di Malang, Jawa Timur, anjlok di tingkat para petani. Hasil panen mereka hanya dihargai Rp 150 per kilogram oleh para tengkulak.
Para petani terpaksa menjual hasil panen dengan harga Rp 90 ribu per peti. Satu peti berisi 60 kilogram.
"Kalau dihitung per kilogram, harganya hanya Rp 150 per kilogram," kata seorang petani tomat, Mulyadi, di Tumpang, Malang, Jawa Timur, Selasa (17/11).
Karena rendahnya harga tomat, para petani mengalami kerugian cukup besar. Modal dikeluarkan sama sekali tidak kembali.
Sebagian petani malah enggan memanen hasil ladangnya. Karena hasil penjualan panen tomat, tidak cukup buat mengganti biaya tenaga kerja yang memanen.
"Langsung diganti dengan tanaman yang baru. Biaya tenaga kerja yang memanen lebih mahal, rugi kalau dipanen," ujar Mulyadi.
Mulyadi berencana mengganti tanamannya dengan kol gepeng atau cabai keriting. Tetapi untuk tanaman tomatnya yang baru satu kali panen, dia memilih memetiknya, sambil melihat perkembangan harga lebih lanjut.
Sementara itu, di tingkat para penjual sayur keliling, tomat dijual dengan harga Rp seribu per kilogram. Bahkan sebagian penjual menggunakannya sebagai bonus belanja.
"Saya setiap belanja sekarang dapat bonusnya tomat. Ternyata harga di pasar memang sangat murah," kata Hanum Octavia, ibu rumah tangga di Sawojajar.