Harga tomat Rp 300 perak per kilogram, petani di Sragen frustrasi
Petani kini membawa tomat panenannya untuk pakan ternak karena harga jualnya hanya Rp 300 per kilogram.
Harga tomat di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terjun bebas. Jika sebelum masa panen, harga per kilogramnya mencapai Rp 5 ribu, namun saat mereka panen raya, harganya justru anjlok jauh di luar dugaan, yakni hanya Rp 300 per kilogramnya.
Kondisi tersebut membuat petani merugi hingga puluhan juta rupiah. Harga jual yang mereka harapkan bisa menutup biaya produksi atau bahkan bisa meraup keuntungan, justru sebaliknya. Tak sedikit petani yang frustrasi dan membiarkan buah tomatnya membusuk di sawah. Sementara petani lainnya memanfaatkan hasil panennya untuk pakan ternak sapi.
Sutarno, petani warga Desa Gawan, Kecamatan Tanon, mengatakan, ia mengalami kerugian hingga puluhan juta. "Biaya tanam saya sudah banyak, tapi nggak bisa kembali. Dulu harga tomat bisa Rp 4 ribu atau Rp 5 ribu, sekarang Rp 500 saja gak sampai," ujar Sutarno, saat ditemui wartawan, Rabu (2/9).
Sutarno mengaku setiap harinya membawa pulang sekarung tomat dari sawahnya. Tomat-tomat yang sebenarnya cukup berkualitas itu terpaksa ia berikan ke sapi ternaknya. "Ini tomat bagus sebenarnya. Saya terpaksa mencacah-cacah buat pakan sapi," keluhnya.
Melimpahnya hasil panen Sutarno, membuat dia kewalahan untuk memanennya. Ratusan buah tomat lainnya bahkan dia biarkan membusuk di sawah.
Sutarno dan petani lainnya mengaku tak mengerti mengapa harga tomat bisa anjlok. Padahal, selama yang dia tahu, harga tomat selalu stabil di atas Rp 5 ribu per kilogramnya.
"Kami heran, petani kok selalu dirugikan. Setiap mau tanam harga bibit dan pupuk mahal, sedangkan setiap mau panen harganya anjlok," keluhnya.