Hari Anak Sedunia, Kak Seto Bicara Pentingnya Pendidikan Karakter Cegah Bullying
Kak Seto menekankan, seorang anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih akan tumbuh menjadi anak-anak yang juga penuh cinta kasih dan berhati lembut. Sebaliknya, anak-anak yang terbiasa melihat kekerasan atau pernah menjadi korban dari tindak kekerasan berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan.
Tanggal 20 November diperingati sebagai hari anak sedunia. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Dr Seto Mulyadi atau lebih akrab disapa Kak Seto sangat berharap tak ada lagi anak-anak menjadi korban atau pelaku bullying yang kini kian meresahkan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan penguatan pendidikan karakter. Kak Seto yakin, hal itu menjadi kunci utama agar anak tidak jadi pelaku perundungan atau bullying.
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan anak menjadi korban bullying? Tanda anak jadi korban bullying yang pertama adalah tidak lagi melakukan hobi atau kesenangannya. Apabila anak-anak kehilangan minat pada hobi atau makanannya, coba orang tua memperhatikan mereka. Orang tua juga bisa mencoba mengajak anak komunikasi tentang apa yang tengah dialaminya.
-
Mengapa anak yang di-bully sering merasa terisolasi? Korban bullying sering mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan insomnia. Stres dan ketakutan yang terkait dengan bullying dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak-anak lebih rentan terhadap penyakit.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
"Pendidikan karakter menjadi kunci utama agar anak memiliki karakter yang berakhlak mulia dan penuh cinta kasih," kata Seto Mulyadi ketika dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (20/11).
Kak Seto menekankan, seorang anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih akan tumbuh menjadi anak-anak yang juga penuh cinta kasih dan berhati lembut.
Sebaliknya, anak-anak yang terbiasa melihat kekerasan atau pernah menjadi korban dari tindak kekerasan berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan atau pelaku bullying di kemudian hari.
"Karena itu kami berpesan pada seluruh pihak, khususnya orang tua dan para pendidik, berilah keteladanan guna mendidik pendidikan karakter pada anak, ajarkan anak cinta kasih dan kasih sayang sejak usia dini," katanya.
Dengan mengawal tumbuh kembang anak dengan baik, sama dengan memberikan keteladanan sikap yang baik, dan mengajarkan anak agar berperilaku baik maka anak akan bertumbuh dan berkembang dengan karakter yang juga baik.
Tak kalah penting, katanya, orang tua dan pendidik juga harus mendampingi anak saat mengakses media sosial.
"Hal ini untuk melindungi anak dari kemungkinan mengakses konten-konten yang mengandung usur kekerasan," katanya.
Dia mengingatkan agar orang tua dan guru selalu mengingatkan anak-anak untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan cerdas.
Sementara itu, psikolog keluarga Ketti Murtini mengatakan orang tua perlu mendidik anak dengan kasih sayang yang tepat agar sang buah hati dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki konsep diri dan karakter yang baik.
"Dampingi tumbuh kembang anak dengan kasih sayang yang tepat, puji anak jika melakukan kebaikan, beri hukuman yang mendidik jika melakukan kesalahan," katanya.
Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Jawa Tengah Cabang Barlingmascakeb itu menambahkan, cara orang tua dalam menerapkan konsep pemberian penghargaan dan hukuman harus dilakukan dengan seimbang dan ditetapkan berdasarkan diskusi dengan anak.
"Jangan memberikan penghargaan dan hukuman yang berlebihan, lakukan dengan tepat dan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan psikologis anak," katanya.
Baca juga:
Kasus Perundungan di Bandung, Anak SMP Dipukul dan Ditendang hingga Tergeletak
8 Fakta Perundungan Siswa SMP di Bandung, Korban Ditendang hingga Pingsan
Pemprov Jabar Luncurkan Aplikasi Anti Bullying, Bantu Siswa Curhat Soal Perundungan
Bullying adalah Kekerasan Berulang oleh Seseorang atau Kelompok, Ini Selengkapnya
Siswa di Sragen Korban Perundangan, Ganjar: Guru Bullying Murid Akan Dicopot!
Kampanye Anti Bullying di Magelang, Ganjar: Sekolah Bukan Tempat untuk Menindas
Dirundung Tetangga, Pelajar Ngawi Sempat Hilang Belasan Hari Gegerkan Warga