Hari bahagia pasangan ini berantakan karena WO abal-abal
Sedih memang, tapi kondisi itu banyak terjadi di sekitar kita.
Sepasang kekasih yang telah lama menjalin kedekatan pastinya mempunyai satu tujuan. Apalagi kalau bukan mengikat janji suci dalam sebuah pernikahan.
Pernikahan yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup itu bakal dipersiapkan sebaik mungkin. Tujuannya, agar acara bisa berlangsung sakral dan lancar hingga selesai.
Namun apa daya, dalam beberapa kasus, pesta pernikahan yang diimpikan sering tak sesuai dengan kenyataannya. Sejumlah masalah jadi pemicu acara pernikahan berantakan.
Bisa jadi pasangan mendadak menyudahi hubungan. Atau yang lebih ekstrem, Wedding Organizer (WO) kabur sementara undangan sudah disebar dan acara tinggal beberapa pekan.
Sedih memang, tapi kondisi itu banyak terjadi di sekitar kita. Itu sebabnya, penting mengetahui bibit bebet dan bobot WO yang akan kita pakai.
Berikut ini cerita kebahagiaan yang tertunda pada pesta pernikahan karena WO abal-abal:
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Kapan Diah Permatasari dan suaminya menikah? Mereka mengucapkan janji suci pada tanggal 5 April 1997. Kini, mereka telah menikah selama 24 tahun dan diberkati dengan kedua anak mereka.
-
Kapan Dastia Prajak menikah? Dastia Prajak mengakhiri masa lajangnya pada Maret 2021.
-
Apa yang terjadi di pesta pernikahan itu? Sebuah pesta pernikahan belum lama ini jadi sorotan karena tidak ada tamu undangan meski sudah dimeriahkan oleh biduan sebagai hiburan.
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
WO dikelola teman calon pengantin lakukan penipuan Rp 119 juta
Muhammad Bayu Arga dan Karina Prilianto (34) terpaksa membatalkan rencana pernikahannya di Balai Sarwono, Jakarta Selatan. Penyebabnya wedding organiser (WO) Getar yang disewanya telah menipu dan membawa kabur seluruh biaya pernikahan tersebut.
Hal itu dijelaskan oleh kakak dari Karina, Trido Medianto (35). Trido mengungkapkan sang adik yang seharusnya menikah pada Minggu (6/3) kemarin telah ditipu Rp 119 juta oleh pemilik Getar yang tak lain teman sekolah semasa SMK Karina, Tia.
"Terungkapnya kasus itu ketika hari sebelum pelaksanaan pernikahan, sekitar pukul 17.00 mendadak fotografer dan penata rias datang ke kami. Mereka memilih mengundurkan diri karena belum mendapat pembayaran. Usai dari laporan itu, kami langsung usut dan ternyata memang belum ada satupun yang dibayar oleh pihak WO," kata Trido di Polda Metro Jaya, Senin (7/3).
Menurut Trido, perjanjian dengan WO sudah dilakukan sejak November 2015. Usai membayar dengan biaya yang dijanjikan yakni Rp 119 Juta, kedua calon mempelai selanjutnya tak berhubungan lagi dengan Tia, tetapi hanya dengan anggota WO yakni Devries. Anggota WO juga lah yang selanjutnya berhubungan dengan pengelola gedung, fotografer perkawinan, katering makanan dan lainnya.
"Dan ternyata mereka bukan WO. Mereka ini anak-anak kuliah yang dipekerjakan oleh pelaku. Ini mereka juga ketipu. Tapi sebenarnya saya sudah melihat keanehan itu sejak lama," ujarnya.
Kasus ini dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu. Pada Selasa malam, pelaku dibekuk.
Nitria, merupakan residivis kasus serupa yang terjadi 2013 silam dan sempat dibui selama tahun. Keluar dari penjara, dia kembali beraksi. Sepanjang 2015 hingga Maret 2016, sebanyak enam pasangan calon pengantin dia tipu.
Batal menikah karena ditipu percetakan undangan
Gara-gara undangan tak dicetak, Saddam Roberto Binu (24) warga Komplek Multi Wahana, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Palembang, gagal menikah dengan calon istrinya. Dia pun akhirnya melaporkan perusahaan percetakan tempat dia memesan undangan itu ke polisi.
Saddam mengaku sangat dirugikan oleh terlapor yang diketahui bernama M Yusuf (35), pemilik percetakan undangan. Selain malu dengan keluarga dan rekan-rekannya setelah gagal menikah, dia juga harus kehilangan uang sebesar Rp 2,2 juta.
Dijelaskannya, dia memesan 300 kartu undangan kepada terlapor di tokonya di Jalan Jenderal Sudirman Palembang pada 17 Januari 2015 lalu. Total yang harus dibayar sebesar Rp 3,7 juta. Namun, korban baru memberi panjar Rp 2,2 juta dan sisanya baru diserahkan begitu undangan selesai atau pada 31 Januari 2015.
Ternyata, pada waktu yang ditentukan pesanan tak kunjung dicetak. Padahal, hari pernikahannya sudah semakin dekat, yakni pertengahan Februari 2015. Korban pun berencana meminta uang panjar itu dengan tujuan memesan kepada percetakan lain.
Terlapor menjamin akan mencetaknya dalam waktu beberapa hari kemudian. Begitu ditagih, undangan itu tak kunjung selesai sehingga pernikahannya gagal dilakukan.
"Saya malu, hanya gara-gara undangan, saya batal menikah. Itu karena ulah Yusuf itu, saya tidak terima," ungkap Saddam saat melapor ke SPKT Polresta Palembang, Jumat (22/5).
Setelah kejadian itu, Saddam terus menagih uang miliknya. Namun, terlapor selalu berkelit tidak memiliki uang. Belakangan, terlapor tak bisa lagi ditemui dan nomor teleponnya tak aktif lagi saat dihubungi.
"Saya minta polisi menangkapnya. Dia sudah menipu saya. Uang itu memang tidak banyak, tapi bikin sakit hati," kata dia.
Sebanyak 56 pasangan calon pengantin batal nikah ditipu WO palsu
Polisi menangkap sepasang pasutri Ali Mahmudin (45) dan istrinya Wulan Sibarani (43) karena melakukan penipuan dengan modus usaha Wedding Organizer (WO) yang mereka tawarkan. Untuk meyakinkan konsumennya, mereka memberi nama usaha WO dengan Wawai Bridal yang beralamat Ruko Mutiara Taman Palem.
"Dalam menjalankan kejahatannya, pelaku ini menyuruh korban membayar separuhnya dulu," terang Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho, saat rilis di Mapolres Jakarta Barat, Senin (25/5).
Penipuan yang dilakukan keduanya begitu rapi. Pada konsumennya, mereka mengaku menyediakan jasa pernikahan dengan model paket. Adapun fasilitas dari paket itu gedung, dekorasi, make up pengantin, sewa restoran, cathering, souvenir dan undangan. Tak hanya itu, mereka juga menyediakan paket menginap 2 malam di hotel yang diajak kerja sama serta kue dan mobil pengantin, serta foto video.
"Mereka gencar melakukan promosi lewat brosur-brosur," jelas dia.
Agar korban tak curiga, keduanya tetap berkomunikasi seperti biasa dengan pelanggan mereka sampai dua pekan jelang pernikahan pasutri ini kabur dan tak bisa dikontak.
"Total kerugian dari 56 korban sebesar Rp 1.594.000.000,00," tuturnya.
Dari tangan tersangka, polisi mengamankan barang bukti 4 empat lembar kuitansi tanda terima, 1 satu lembar struk ATM sejumlah Rp 18.460.000, dan 1 lembar formulir order pemesanan dari Wawai Bride.
Pernikahan berantakan karena catering tak datang
Malu, begitulah yang dirasakan keluarga bapak A. Pesta pernikahan putranya yang sakral berubah menjadi petaka.
Di saat tamu undangan sudah hadir, catering belum juga diantarkan ke gedung yang berada di kawasan Bandung. Sampai acara berjalan dua jam, setetes air putih pun tak tiba.
"Kejadian nya sekitar tahun 2010-an lalu," kata Har, tetangga bapak A saat cerita kepala merdeka.com.
Saat itu suasana sudah tak karuan. Keluarga kedua mempelai sudah kadung malu.
Mereka coba menghubungi pihak catering. Tapi tak direspons. Istrinya terus menangis.
Sampai akhirnya mereka memutuskan minta maaf pada tamu yang hadir karena hal tersebut di lia perkiraan mereka. Mereka jadi korban penipuan.